Janji-janji Bos Baru Formula 1

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Kamis, 26 Jan 2017 10:58 WIB
Di bawah kepemimpinan Chase Carey, Formula 1 diprediksi akan sangat ramah pada media sosial dan lebih populer lagi di Amerika Serikat.
Chase Carey menggantikan Bernie Ecclestone sebagai bos baru Formula 1. (Brendan Smialowski/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kedatangan Liberty Media ke dunia Formula 1 juga bersamaan dengan pergantian tampuk kepemimpinan. Alih-alih mempertahankan sosok yang paling mengenal cara ajang balapan dijalankan, yaitu Bernie Ecclestone, mereka lebih memilih wajah yang sama sekali berbeda: Chase Carey.

Ia adalah mantan pemimpin eksekutif 21st Century Fox.

Carey telah mulai mempelajari seluk-beluk F1 sejak September lalu. Ia langsung memberikan vonis bahwa ajang balapan tersebut disfungsional dan sangat tidak efektif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masalahnya telah menyebar ke seluruh dewan," kata Carey kepada The Telegraph.

"Kami tidak memasarkan olahraga ini, kami juga tidak mampu membuat para penggemar terhubung dengan F1 lewat platform yang tersedia hari ini. Kerja sama dan hubungan kami dengan sponsor juga satu dimensi. Ajang ini terasa tua dan bahkan keramah-tamahannya juga terasa setidaknya 15 tahun."
Atas dasar inilah Carey merasa bahwa mereka harus lepas sepenuhnya dari Formula 1 yang lama, Formula 1 yang selalu dijalankan berdasarkan skema Ecclestone.

Carey bahkan melabeli Formula 1 adalah pertunjukan satu orang.

Salah satu janji pertama Carey adalah untuk mempertahankan inti Formula 1, yaitu balapan di negara-negara Eropa Barat, entah itu di Sirkuit Silverstone (Inggris), Hockenheim (Jerman), Monza (Italia), atau Spa (Belgia).

Carey juga langsung mengucapkan janji menyelamatkan Siverstone, sirkuit yang sedang didera masalah keuangan, hanya satu hari berselang setelah resmi menggantikan Ecclestone.

"Kami pasti akan memiliki balapan di Inggris," katanya kepada BBC Sport.

Carey juga berencana untuk memperlebar kepak sayap F1, tepatnya di Amerika Serikat. Ia menganggap Amerika Serikat punya pasar yang sangat tepat untuk mengembangkan F1. Kota yang akrab sebagai pusat wisata dunia seperti New York, Los Angeles, Miami, dan Las Vegas menjadi nama-nama yang disebut Carey bisa menjadi tuan rumah.
Satu hal lain yang kerap didengungkan oleh Carey adalah ia ingin menjadikan F1 seperti serangkaian ajang "Super Bowl".

"Kami memiliki 21 balapan - kami seharusnya memiliki 21 Super Bowls. Setiap balapan seharusnya menjadi ajang extravaganza sepanjang minggu, dengan hiburan dan musik, dan juga ajang-ajang yang menarik perhatian seluruh kota," kata Carey.

Berbicara soal gabungan antara hiburan dan olahraga sendiri memang tak mungkin lepas dari Super Bowl. Ajang yang mempertemukan dua calon juara Liga Sepak Bola Amerika (NFL) itu bukan hanya menarik perhatian para penggemar olahraga, tapi juga selebriti dunia.

Bahkan setiap tahunnya artis-artis nomor satu dunia mengantre ingin terlibat dalam sajian hiburan paruh waktu. Satu slot iklan Super Bowl pun bisa terjual hingga US$4,5 juta -- tak tertandingi ajang lainnya di dunia.

Jika rencana ini terlaksana, maka penggemar bisa berharap kisah-kisah di balik layar F1 akan semakin menggaung dan dengan para pebalap yang akan lebih sering muncul di depan media.
Dirangkumkan The Telegraph, berikut adalah perubahan mendasar yang akan dibawa Carey ke F1.

1. Jadwal F1. Carey akan meningkatkan jumlah balapan setiap tahun dari semula 20 seri menjadi 23 atau bahkan 23. Amerika Serikat akan memiliki balapan di sirkuit jalanan. Kota New York adalah tujuan utamanya.

2. Inovasi Digital. Di bawah Bernie Ecclestone, F1 minim investasi di bidang komunikasi sosial dan terutama di media sosial. Carey bertekad untuk membuat wajah dan kepribadian para pebalap semakin sering muncul di Facebook atau Twitter.

3. Mengubah balapan menjadi festival selama satu pekan. Carey menyadari bahwa NFL lebih sering membuat keriuhan soal pertandingan mereka di London ketimbang F1 soal GP Inggris. Padahal GP Inggris adalah ajang olahraga dengan penonton paling banyak di negara itu.

4. Virtual Reality. Salah satu kelemahan televisi dalam menyiarkan F1 adalah ketidakmampuan menunjukkan suara, kecepatan, atau ketegangan balapan seperti penonton yang datang ke sirkuit. Hal ini bisa berubah jika Liberty menemukan cara untuk memanfaatkan teknologi Virtual Reality untuk menarik lebih banyak penggemar.  

5. Menciptakan ajang-ajang yang jadi tujuan wisatawan. Carey tidak hanya akan 'merekrut' New York untuk menarik perhatian penggemar balapan di Amerika Serikat. Balapan di Las Vegas, Los Angeles, dan Miami juga berpotensi terjadi. (bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER