Era 40 Tahun Diktator F1 Bernie Ecclestone Segera Usai

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Senin, 23 Jan 2017 17:11 WIB
Sempat mendapatkan tawaran untuk bertahan sebagai bos F1 selama tiga tahun lagi, kini Bernie Ecclestone diperkirakan mundur pada pekan ini.
Bernie Ecclestone telah berada di Formula 1 sejak 40 tahun lalu. (AFP PHOTO / ANDREJ ISAKOVIC)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bernie Ecclestone, Kepala Eksekutif Formula 1 yang menjadi sosok di balik kepopuleran olahraga balapan mobil tersebut, bisa mundur dari posisinya pekan ini. Hal ini diungkapkan sumber yang dekat dengan Ecclestone kepada BBC Sport.

Saat ini Ecclestone masih berlibur di resort ski. Pejabat senior di tim Formula 1 Management memperkirakan, seandainya pengunduran diri Ecclestone tidak terjadi pekan ini maka akan terjadi maksimal dalam satu bulan ke depan.

Pengunduran diri Ecclestone sendiri bertepatan dengan perampungan akuisisi Formula 1 oleh perusahaan raksasa Amerika Serikat, Liberty Media.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada September lalu, Ecclestone mengungkapkan dirinya sempat diminta untuk bertahan tiga tahun lagi sebagai bos F1. Namun berembus kabar Liberty Media ingin melakukan perombakan total sehingga Ecclestone diyakini tersingkir.

Liberty Media juga telah menyiapkan Chase Carey, mantan petinggi eksekutif 21st Century Fox, untuk menempati pos yang akan ditinggalkan Ecclestone.

Mantan Direktur Teknik Ferrari dan mantan Kepala Tim Mercedes, Ross Brawn, diperkirakan mendapat peran menjalin hubungan dengan tim-tim Formula 1 dalam aspek teknis dan segala sesuatu yang terkait balapan.

Sementara itu, Sean Bratches yang pernah menjadi kepala eksekutif media olahraga ESPN, akan mengendalikan sisi komersial, termasuk aspek pemasaran, hak siar, dan juga kerja sama sponsor.

Restu Otoritas Balapan

Pada pekan lalu, otoritas balapan dunia (FIA) telah menyetujui akusisi ajang balapan F1 oleh Liberty Media senilai US$8 miliar. Restu dari FIA ini sebelumnya menjadi satu-satunya halangan Liberty Media untuk merampungkan proses akuisisi.

Ini adalah transaksi dengan nilai terbesar di dunia olahraga.

Akuisisi ini membuat Liberty Media memiliki kendali penuh pada ajang balapan yang sangat menguntungkan dan bernilai miliaran dolar yang didapatkan dari hak siar dan sponsor.

Di saat bersamaan, beberapa tim Formula 1 dan juga sirkuit tuan rumah menderita masalah keuangan.

Liberty Media, yang akan mengubah namanya menjadi Grup Formula 1 setelah proses akuisisi rampung, memiliki saham dalam beberapa perusahaan olahraga dan hiburan, termasuk di antaranya klub Liga Bisbol Amerika Serikat (MLB), Atlanta Braves, dan juga Virgin Media.

Sirkuit Silverstone Inggris adalah salah satu tuan rumah yang kesulitan dalam aspek keuangan. Sirkuit Silverstone Inggris adalah salah satu tuan rumah yang kesulitan dalam aspek keuangan. (Dok. Manor Grand Prix Racing Ltd)

Pedagang yang Hebat

Kisah hidup Ecclestone adalah cerita menarik. Anak seorang nelayan, ia meninggalkan bangku sekolah di usia 16 tahun dan mendapatkan pemasukan dari menjual komponen cadangan motor.

Pendekatannya dalam berjualan, yang masih ia pegang hingga saat ini, membuatnya memiliki mata rantai pemasok komponen mobil paling besar di Britania Raya --Compton & Ecclestone-- sebelum ia mengalihkan perhatian pada Formula 1.

Pintu masuk keterlibatannya di dunia F1 adalah dengan membeli tim Brabham senilai £100 ribu pada 1972 -- atau setara US$1,65 juta jika dikonversi ke masa sekarang.

Menikmati beberapa kesuksesan sebagai bos tim, termasuk membawa Nelson Piquet menjadi juara dunia pada 1981 dan 1983, ia menjual tim itu dengan harga 40 kali lipat dari uang yang ia keluarkan pada 15 tahun sebelumnya.

Ecclestone juga menjadi kepala Asosiasi Konstruktor Formula 1 (FOCA) pada 1978.

Kemudian terjadi pertarungan perebutan kekuasaan melawan Federasi Balapan Mobil Internasional (FISA) dan presidennya, Jean-Marie Balestre, dengan Ecclestone keluar sebagai pemenang perang antara FISA-FOCA.

Sejak 1981, FOCA memiliki hak untuk menegosiasikan kontrak televisi untuk Grand Prix. Sejak saat itu juga Ecclestone menjadi dalang bagi olahraga tersebut.

Dari saat itu ia mengubah Formula 1 dari semula olahraga yang hanya digemari para penyuka balapan, menjadi hiburan dengan penonton paling banyak.

(vws)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER