Larangan Trump Bikin Atlet Legendaris Inggris Seperti Alien

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Senin, 30 Jan 2017 10:16 WIB
Perebut empat medali emas Olimpiade, Mo Farah, berpotensi terpengaruh perintah eksekutif Donald Trump dan tidak bisa bertemu dengan empat anaknya di AS.
Mo Farah yang lahir di Somalia namun seorang warga negara Inggris, akan terpengaruh kebijakan Donald Trump. (REUTERS/Lucy Nicholson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu pelari terbaik jarak jauh sepanjang sejarah, Mo Farah, mengkritik kebijakan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melarang penduduk tujuh negara Muslim masuk ke negara Paman Sam. Farah yang berdarah Somalia namun berkebangsaan Inggris menyebut kebijakan Trump itu membuatnya seperti alien.

"Pada 1 Januari tahun ini, Yang Mulia Ratu memberikan gelar Kesatria. Pada 27 Januari, Presiden Donald Trump membuat saya menjadi alien," kata Farah dalam pernyataan resminya di Facebook.

"Saya adalah warga negara Inggris yang tinggal di Amerika Serikat selama enam tahun terakhir -- bekerja keras, berkontribusi pada masyarakat, membayar pajak, dan juga membesarkan empat anak saya di tempat yang kini mereka panggil rumah."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang, saya dan banyak orang lainnya diberi tahu bahwa kami mungkin tidak diterima lagi."

Trump pada Sabtu (28/1) mengeluarkan perintah eksekutif menutup pintu bagi pengungsi Suriah dan imigran atau pendatang dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Islam: Iran, Irak, Suriah, Sudan, Somalia, Libya, dan Yaman.

Akibatnya terjadi penahanan dan pemulangan orang-orang yang termasuk dalam perintah tersebut di berbagai bandar udara, baik yang ada di Amerika Serikat maupun di negara-negara lain.

Farah, 33 tahun, lahir di Somalia tapi tinggal dan berlatih di Oregon. Ia adalah perebut empat emas Olimpiade yaitu dua dari nomor 5.000 meter dan dua dari 10.000 meter.

"Sangat mengganggu pikiran bahwa saya harus mengatakan anak-anak saya bahwa Ayah mungkin tidak bisa pulang -- harus menjelaskan alasan Presiden mengenalkan kebijakan yang lahir dari sikap penuh keabaian dan prejudis."

"Saya diterima Inggris dari Somalia pada usia delapan tahun dan mendapat kesempatan untuk sukses serta menggapai mimpi. Saya bangga bisa mewakili negara saya, memenangi medali untuk rakyat Inggris dan menerima gelar kehormatan. Kisah saya adalah contoh yang bisa terjadi jika Anda mengikuti nilai kemurahan hati dan saling memahami, bukan kebencian dan isolasi."

Farah bukan satu-satunya atlet yang mengkritik kebijakan Trump. Nama-nama populer di NBA seperti Steve Nash dan Nazr Mohammed pun angkat suara menentang keputusan itu. (ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER