Liga Primer Inggris Dinilai Tak Ramah Difabel

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Jumat, 03 Feb 2017 02:45 WIB
Chelsea termasuk salah satu klub yang dianggap belum memenuhi komitmen untuk menyediakan akses bagi para difabel di tribune Stadion Stamford Bridge.
Stadion Stamford Bridge dinilai belum memberikan kemudahan akses bagi para difabel. (AFP PHOTO / IAN KINGTON)
Jakarta, CNN Indonesia -- Liga Primer Inggris dinilai sejumlah kalangan sebagai contoh ideal di industri sepak bola. Pengelolaan dari segi olahraga dan komersial disebut yang terbaik di dunia.

Namun, bukan berarti pamor kompetisi kasta tertinggi di Negeri Monarki itu luput dari kritik. Baru-baru ini sejumlah aktivis di bawah naungan Komisi Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia melontarkan kritik terhadap penyelenggaraan kompetisi itu.

Menurut para aktivis tersebut, Liga Primer Inggris dinilai tak ramah bagi kalangan difabel.
Hal yang paling disoroti adalah komitmen setiap klub yang masih rendah dalam menyediakan jalur dan tribune khusus pengguna kursi roda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari total 20 klub, belum semuanya menjalankan kebijakan tersebut. Padahal, organisasi tersebut memberikan tenggat hingga awal 2017 agar semua klub di Liga Primer Inggris menyediakan tribune bagi kalangan difabel.

Berdasarkan laporan mereka, saat ini ada tiga klub yang belum memenuhi komitmen untuk mematuhi standar yang ditetapkan hingga Agustus 2017. Klub-klub itu antara lain, Chelsea, Bournemouth, dan Watford.
Klub-klub memang mulai bergegas untuk mengakomodasi para difabel di stadion mulai 2016. Itu setelah media Inggris BBC pada 2014 melaporkan, 17 dari 20 klub tidak menyediakan tribune untuk kursi roda.

Klub-klub dan operator Liga Primer Inggris saat itu pun membuat kesepakatan, tribune dengan kategori khusus kursi roda bakal sudah selesai pada awal 2017.

"Waktunya sudah habis, tak ada alasan. Musim lalu, Liga Primer Inggris berjanji bahwa akses untuk difabel bakal disediakan pada awal musim baru," tutur Ketua Komisi Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia, David Isaac.
David pun merasa sangat kecewa karena sejumlah klub tidak memenuhi tenggat. "Klub-klub harus memberikan garansi kepada kami jika mereka memang serius memenuhi aturan berdasarkan kesepakatan bersama," terangnya.

"Mereka harus bisa memberikan kemudahan akses kepada para fan difabel yang menghadiri pertandingan. Jika tidak, mereka akan menghadapi gugatan hukum." (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER