Sleman, CNN Indonesia -- Ketua Umum PSSI telah mengganti ketua panitia penyelenggara (panpel) pusat Piala Presiden 2017 dari yang semula Berlinton Siahaan jadi Iwan Budianto.
Adapun tentang alasan pergantian tersebut, Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menyatakan karena beban tugas yang sebelumnya telah diberi kepada Berlinton Siahaan terlalu berat.
Edy mengungkapkan dirinya telah memberi tugas berat kepada Berlinton yakni menangani keuangan PSSI, baik di masa lalu, saat ini maupun empat tahun ke depan. Edy khawatir konsentrasi Berlinton terpecah dan menyerah dari jabatan Ketua Panpel Piala Presiden di tengah jalan.
"Sambil jalan kami ubah pelan-pelan. Ketua Staf Ketua Umum PSSI, Iwan saya tunjuk. Bukan karena ada hal lain," ujar Edy di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (4/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi, Berlinton tetap mendampingi [Iwan]," sambungnya.
Edy menyatakan Iwan bukanlah sosok baru dalam hal penyelenggaraan ajang sepak bola seperti turnamen Piala Presiden. Atas dasar itu, ia menilai tidak butuh waktu lama bagi Iwan untuk bisa meneruskan roda persiapan Piala Presiden 2017 dalam waktu sempit.
Di tengah sempitnya waktu, Iwan harus bergerak cepat. Salah satu hasilnya, pada rapat dengan manajer tim peserta Jumat (3/2) malam lalu, regulasi pertandingan akhirnya disepakati.
Di antara penerapan peraturan yang disepakati adalah pembatasan pemain U-35. Tak hanya itu, penerapan kuota pemain asing dari Asia satu orang dan dua non-Asia, serta kewajiban tiap klub mendaftarkan lima pemain U-23 dan memainkan tiga di antaranya selama 45 menit.
"Selama klub sudah mendaftarkan minimal 18 pemain, sisa pendaftaran 12 pemain lagi dibolehkan menyusul dengan syarat," kata Direktur Media PSSI Hanif Thamrin dalam rilis yang diterima, Sabtu (4/2).
Lanjutnya, syarat tersebut yakni, penutupan pendaftaran pemain asing paling lambat sampai 7 Februari atau tiga hari setelah Piala Presiden resmi dibuka Presiden Joko Widodo, di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (4/2). Sedangkan untuk pemain lokal, ditunggu hingga 19 Februari 2017.
"Pemain asing harus memiliki Visa Kunjungan Usaha (VKU). Pemain asing boleh tetap mengikuti fase grup turnamen dengan visa turis dengan syarat klub menyertakan dokumen berupa bukti surat resmi dari klub yang sudah mulai menjalankan proses permohonan VKU ke Imigrasi," jelasnya.
Selanjutnya, panitia pelaksana pusat nantinya akan menjembatani komunikasi terkait legalisasi pemain asing kepada BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia).
(kid)