Surabaya, CNN Indonesia -- Tak biasanya wajah pebulutangkis asal Korea Selatan, Lee Yong-dae, sekejap merah merona ketika hendak menjalani konferensi pers di Djarum Superliga Badminton 2017.
Pasalnya saat duduk di meja konferensi pers, di seberangnya duduk seorang perempuan paruh baya yang tak lain adalah ibunda dari Yong-dae, Lee Aeja.
Walau terlihat sedikit canggung karena harus konferensi pers disaksikan langsung sang ibunda yang duduk berdampingan dengan para wartawan, Yong-dae tidak malu ada Lee Aeja di situ.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak saya masuk timnas, saya menjadi jarang bertemu dengan orang tua saya. Maka dari itu biasanya saya bertemu ketika ada turnamen," kata atlet 28 tahun tersebut di DBL Arena, Surabaya, Rabu (22/2) malam.
"Seperti di Superliga ini misalnya. Di sini, saya ingin menunjukkan kepada orang tua saya bagaimana suasana penggemar bulutangkis," kata Yong-dae menambahkan.
Ternyata Lee Aeja tak hanya menonton konferensi pers putranya saja. Lee Aeja pun didaulat untuk maju dan berbicara kepada wartawan bersama Yong-dae. Walhasil, malam itu, Yong-dae menjalani dua kali konferensi pers. Pertama dengan pasangan gandanya dalam turnamen Superliga, Kim Sa-rang, lalu bersama dengan sang ibunda, Lee Aeja.
Ternyata itulah kali pertama bagi Lee Aeja terlibat dalam konferensi pers internasional bersama Yong-dae. Ia pun membukanya dengan sanjungan kepada masyarakat Indonesia yang menggemari anaknya.
Lee Aeja mengaku agak kaget dengan banyaknya orang yang mengerubungi anaknya untuk sekadar berfoto bersama, memberikan hadiah, dan surat.
Kendati begitu, Aeja merasa senang melihat Lee Yong-dae memiliki banyak penggemar di Indonesia.
"Seperti yang Anda tahu, Yong-dae merupakan anak yang sangat baik, sangat menawan, dan selalu dikelilingi orang-orang baik. Dia selalu ingin menampilkan yang terbaik ketika bermain di Indonesia karena atmosfer yang ada di sini," ujar Aeja.
 Pebulutangkis Korea Selatan Lee Yong-dae terlihat menyimak sementara ibunya, Lee Aeja meladeni pertanyaan wartawan di sela Djarum Superliga 2017, DBL Arena, Surabaya, 22 Februari 2017. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat) |
Kepada para wartawan, Aeja pun berbagi sedikit cerita tentang awal mula Yong-dae menyukai bulutangkis. Ia mengatakan sudah mendukung putranya bermain bulutangkis sejak duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar.
"Alasan utama mendukung Yong-dae bermain dengan bulutangkis adalah kami ingin dia menguruskan berat badannya. Dulu dia sangat gemuk. Jadi kami meminta untuk olahraga bulutangkis," ungkap Lee Aeja.
Ketika Yong-dae beranjak dewasa, Aeja mengatakan putranya yang berparas menawan itu kerap mendapatkan tawaran untuk terjun ke industri hiburan. Nyatanya, meski pernah beberapa kali tampil di acara televisi, hati Yong-dae tetap pada olahraga yang ia cintai: bulutangkis
"Ketika beranjak dewasa banyak industri hiburan yang menawarkan dia pekerjaan, tapi dia ingin fokus di badminton. Mungkin salah satu kunci kesuksesannya adalah karena ia menyukai bulutangkis," tutur Lee Aeja.
 Lee Yong-dae dianggap ibunya sebagai putra yang baik. ( CNN Indonesia/M. Arby Rahmat) |
Karier Yong-dae di dunia bulutangkis pun terbukti telah berjalan cemerlang. Ia pernah meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan medali emas Asian Games Incheon 2014. Ia juga sempat menjadi pebulutangkis nomor satu dunia di sektor ganda putra dan ganda campuran.
Di ajang Superliga 2017, Yong-dae dan Sa-rang tampil untuk tim Musica Champions. Ini adalah kali ketiga dia membela tim tersebut.
Sebelumnya, Yong-dae sudah dua kali menyabet gelar juara dalam ajang Superliga yakni pada 2014 dan 2015 bersama Musica Champion. Tahun ini, ia pun berniat untuk menyabet gelar juara lagi untuk kali ketiga secara beruntun pada kejuaraan yang digelar di DBL Arena, Surabaya sejak 19 sampai 26 Februari.
"Saya berterima kasih kepada seluruh fans Indonesia yang telah mendukungnya. Saya harap mereka selamanya terus mendukung Lee Yong Dae," kata Lee Aeja.
(kid/har)