Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia akhirnya kedatangan lagi Raja Arab Saudi pada pekan ini, setelah 47 tahun. Total 1500 orang menjadi bagian dari delegasi Raja Arab saat ini takhta itu dipegang Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Untuk diketahui ada sekitar 10 kesepakatan kerja sama yang sudah final dan akan ditandatangani Raja Salman dengan Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungannya ini. Sayang tak ada satu pun yang menyangkut kerja sama di bidang olahraga.
Baca: Raja Salman dan Jokowi Akan Teken 10 Kesepakatan Kerja Sama
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bicara tentang olahraga, salah satu kejayaan Arab di tingkat internasional adalah dalam sepak bola.
Dalam lingkungan sepak bola internasional, Arab Saudi sempat disebut sebagai Brasil-nya Asia ketika kali pertama menembus putaran final Piala Dunia pada 1994.
Kala itu kesebelasan Arab yang diarsiteki Jorge Solari dari Argentina berhasil menembus babak 16 besar dalam kejuaraan yang digelar di Amerika Serikat.
Arab lolos sebagai runner-up grup F dengan dua kemenangan atas Belgia dan Maroko. Performa kesebelasan yang bertumpu pada penyerang Sami Al Jaber tersebut dinilai mampu menampilkan aksi-aksi individu ibarat goyang samba para pemain Brasil.
Setelah itu dalam kurun tiga gelaran Piala Dunia selanjutnya, Arab selalu lolos ke putaran final meski kerap terhenti di fase grup.
Dalam dua gelaran terakhir Arab tak pernah lagi tampil di putaran final Piala Dunia.
 Legenda sepak bola Arab, Sami Al Jaber, saat berpose dengan Piala Teluk 2002 bersama pangeran Sultan bin Fahd (tengah) dan Gubernur Riyadh saat itu Salman bin Abdulaziz Al Saud, 30 Januari 2002. Salman kini merupakan Raja di Arab Saudi. (AFP PHOTO/Bilal QABALAN) |
Bagaimana di tingkat Asia?Arab adalah tim kedua tersukses meraih trofi Piala Asia yakni tiga kali. Tim terbanyak meraih supremasi tertinggi sepak bola antarnegara Asia adalah Jepang.
Namun trofi terakhir diperoleh pada 1996 silam kala digelar di Uni Emirat Arab. Berkaca dari hasil tersebut, di tingkat negara, Arab kesulitan berprestasi internasional lagi sejak berganti abad.
Timnas dengan julukan
Al-Suqour atau Elang tersebut dua kali menembus final namun kalah dari Jepang (2000) dan Irak (2007).
Pada abad yang baru ini sepak bola Arab hanya bisa menyalak di tingkat internasional lewat klub.
Hanya ada tiga klub liga sepak bola Arab berhasil menembus babak final gelaran Liga Champions Asia sepanjang abad XXI. Tiga tim itu adalah Al-Ittihad, Al-Ahli, dan Al-Hilal.
Al-Ittihad menjadi yang tersukses dari Arab Saudi sepanjang abad ini dengan lima kali final dan dua kali jadi juara. Sementara Al-Ahli hanya sekali menembus final dan kalah dari Ulsan Hyundai pada 2012 silam.
Ketika turnamen Liga Champions Asia mulai menerapkan sistem kandang-tandang sejak 2014 silam hanya Al-Hilal yang menembus final.
Sayang Al-Hilal kalah dari lawannya di babak final, tim asal Australia, Western Sydney Wanderers pada 2014 silam.
 Winger Arab Saudi Salem Al-Dawsari (kiri) bersama klubnya, Al Hilal, merupakan tim terakhir asal Arab Saudi yang berlaga di final Liga Champions Asia pada 2014 silam. (AFP/William West) |
Setelah lama tak terdengar dalam pemberitaan global, sepak bola Arab Saudi kembali membuat gegar pada bulan lalu. Penyebabnya adalah hengkangnya salah satu wasit terbaik di Liga Inggris, Mark Clattenburg, ke Arab. Wasit yang pernah memimpin final Liga Champions dan final Piala Eropa 2016 itu resmi mengembang status sebagai kepala wasit Liga Arab Saudi sejak 16 Februari 2017.
Berbicara di depan media Arab Saudi, Clattenburg mengatakan bahwa ia kini punya target untuk meningkatkan kualitas wasit di Arab Saudi.
"Nama saya adalah Mark Clattenburg. Saya berasal dari kota bernama Newcastle. Siapapun yang tahu soal Inggris, paham bahwa kami memiliki tim terbaik di negara itu. Baru-baru ini saya dipilih sebagai wasit terbaik di dunia, karena itu saya akan membawa banyak pengetahuan dan gairah untuk meningkatkan kemampuan dan pendidikan wasit di Arab Saudi," tutur Clattenburg.
"Saya merasa terhormat mendapat kesempatan untuk mendukung dan membimbing wasit, untuk menggunakan pengalaman dalam memimpin sejumlah pertandingan dan membawa wasit-wasit dari seluruh dunia untuk meningkatkan standar di sini."
(kid/bac)