ANALISIS

Sudah Menyerahlah, Profesor!

Haryanto Tri Wibowo | CNN Indonesia
Rabu, 08 Mar 2017 12:50 WIB
Arsenal di bawah asuhan Arsene Wenger musim ini tidak punya 'Rencana B' ketika tertekan, tidak ada motivasi, dan terlihat tidak memiliki pemimpin.
Arsene Wenger sudah gagal memberi gelar Liga Primer untuk Arsenal sejak 2004. (Reuters / John Sibley)
Jakarta, CNN Indonesia -- Arsene Wenger hanya bisa memperlihatkan tatapan nanar dari bangku cadangan Arsenal ketika gawang kiper David Ospina diberondong lima gol oleh Bayern Munich di Stadion Emirates. Sebuah tatapan penuh kebingungan dari seorang pelatih yang dijuluki Si Profesor.

Arsenal sebenarnya memulai pertandingan cukup baik setelah unggul satu gol melalui Theo Walcott di babak pertama. Ketika Walcott mencetak gol pada menit ke-20, Wenger terlihat sangat senang dan terkesan ada keyakinan

Tapi, kartu merah Laurent Koscielny pada menit ke-53 mengubah segalanya. Gawang Arsenal kemudian dibobol Bayern lima kali. Usaha Wenger untuk memasukkan Mesut Oezil dan Lucas Perez di pertengahan babak kedua juga tidak menghasilkan apa-apa.

Banyak catatan buruk yang muncul dari kekalahan di Stadion Emirates dini hari tadi. Arsenal merupakan tim Inggris dengan kekalahan agregat terburuk (2-10) di Liga Champions, tim yang paling sering tersingkir di babak 16 besar Liga Champions (tujuh kali), kekalahan kandang terburuk dalam hampir dua dekade, dan daftar catatan buruk itu masih panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desakan agar Arsene Wenger mundur terus bermunculan.Desakan agar Arsene Wenger mundur terus bermunculan. (Reuters / John Sibley)
Sebelum pertandingan di Stadion Emirates berlangsung, ratusan suporter Arsenal melakukan aksi di luar stadion. Mereka menuntut Wenger meninggalkan Arsenal. Mereka meminta Arsenal membatalkan tawaran kontrak baru untuk pelatih 67 tahun tersebut.

Salah satu spanduk yang dibentangkan suporter Arsenal bertuliskan: "Keras kepala, usang, tanpa arah". Tulisan itu menggambarkan situasi Arsenal di bawah asuhan Wenger musim ini. The Gunners seperti tidak punya 'Rencana B' ketika tertekan, tidak ada motivasi, dan terlihat tidak memiliki pemimpin.

Melatih Arsenal sejak 1996, Wenger merupakan manajer dengan masa aktif terlama di Liga Primer saat ini. Dan sejak kali terakhir merebut gelar Liga Primer pada 2004, kondisi Arsenal di bawah pimpinan Wenger selalu sama. Hanya gelar Piala FA 2014 dan 2015 menjadi pelipur lara suporter Arsenal sejauh ini.

Alexis Sanchez (kiri) tertangkap kamera cengengesan saat Arsenal kalah 1-5 dari Bayern Munich. Alexis Sanchez (kiri) tertangkap kamera cengengesan saat Arsenal kalah 1-5 dari Bayern Munich. (Reuters / Hannah McKay)
Secara umum kronologi perjalanan Arsenal bersama Wenger sejak kali terakhir memenangi Liga Primer adalah: menjadi kandidat liga primer di awal musim, terpeleset di tengah musim, desakan memecat Wenger muncul, masuk posisi empat besar dan lolos Liga Champions, dan akhirnya Wenger selamat dari pemecatan.

Kronologi itu terus terjadi di setiap musimnya. Jika Wenger tidak meninggalkan klub, Arsenal selamanya hanya akan jadi pelengkap posisi empat besar Liga Primer. Ironisnya, Arsenal berpeluang gagal masuk posisi empat besar musim ini jika Wenger tidak mampu meningkatkan permainan tim Meriam London.

Dari segi bisnis, manajemen Arsenal sangat menyukai Wenger, yang bisa membangun tim kuat guna bersaing di Liga Primer dan main di Liga Champions dengan biaya minim. Tapi, suporter Arsenal juga butuh gelar untuk mereka banggakan.

Sekarang sudah saatnya manajemen klub melakukan revolusi. Sudah saatnya era Wenger berakhir. Mereka butuh penyegaran dari segi tim pelatih, bukan dari sisi komposisi pemain.

Arsenal terlihat tidak punya arah musim ini.Arsenal terlihat tidak punya arah musim ini. (Reuters / Hannah McKay)
Kepemimpinan Wenger terlihat sudah usang. Lihat saja bagaimana Alexis Sanchez tertangkap kamera cengengesan di bangku cadangan Arsenal pada menit ke-85 ketika The Gunners sudah tertinggal 1-5 dari Bayern. Aksi itu menunjukkan Wenger sudah tidak dapat rasa hormat dalam tim.

Sudah saatnya Arsenal berpisah dengan Wenger dan keduanya memiliki lembaran baru. Pada akhirnya, salah satu tulisan spanduk dalam aksi protes suporter Arsenal sangat cocok menggambarkan hubungan keduanya: "Every Good Story Has An Ending." (bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER