Analisis Vita Atas Kekalahan Praveen/Debby di Final Swiss GPG

CNN Indonesia
Senin, 20 Mar 2017 16:03 WIB
Asisten pelatih ganda campuran PBSI, Vita Marissa, menilai Praveen Jordan/Debby Susanto telah bermain maksimal di final Swiss GPG melawan ganda Thailand.
Asisten pelatih ganda campuran PBSI, Vita Marissa, menilai Praveen Jordan/Debby Susanto telah bermain maksimal di final Swiss GPG melawan ganda Thailand. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satu-satunya harapan Indonesia di babak final kejuaraan Swiss Grand Prix Gol, Praveen Jordan/Debby Susanto tak berbuah manis, Minggu (19/3).

Pasangan ganda campuran Indonesia tersebut kalah dari wakil Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsoree Taerattanachai 18-21, 15-21. Penampilan Praveen/Debby terlihat antiklimaks dibanding laga semifinal saat mereka menghempaskan pasangan China, Zhang Nan/Li Yinhui, dengan skor 17-21, 21-19, 21-16.

"Praveen/Debby sudah bermain maksimal di final, tetapi lawan tampil lebih sabar, permainannya rapi, dan tidak mudah untuk dimatikan," kata asisten pelatih ganda gampuran Vita Marissa seperti dikutip dari situs resmi PBSI, Senin (20/3).

Vita yang ikut mendampingi Praveen/Debby ke Basel, Swiss, menilai penampilan Dechapool/Sapsiree lebih impresif di babak final.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analisis Vita atas Kekalahan Praveen/Debby di Final Swiss GPGVita Marissa. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman)
 "Intinya, mereka harus lebih fokus lagi dan menekan dari awal," sambung Vita yang beberapa tahun silam pernah berpasangan dengan Praveen.

Dalam pertandingan final, Praveen/Debby sempat mengontrol permainan dan mencapai interval dengan keunggulan 11-8 atas Dechapol/Sapsiree. Namun setelah itu ganda Thailand merebut empat poin beruntun dan berbalik unggul 12-11. Keunggulan Dechapol/Sapsiree lalu berlanjut ke angka 17-13.

Praveen/Debby menunjukkan perlawanan ketika mereka menyamakan kedudukan di angka 18-18. Tetapi setelah itu mereka kalah kuat dan harus merelakan tiga poin berikutnya jadi milik ganda Thailand. Gim pertama pun berakhir dengan skor 21-18 untuk Dechapol/Sapsiree.

Kalah di gim pertama sepertinya jadi pukulan telak bagi Praveen/Debby. Mereka benar-benar tak berdaya di gim kedua.

Juara All England 2016 ini selalu tertinggal dalam perolehan angka dari lawan. Setelah tertinggal 9-11 dalam interval, Praveen/Debby kalah 15-21 di akhir pertandingan.
 
"Namun penampilan Praveen/Debby sudah ada kemajuan dibanding di All England 2017 kemarin. Kali ini Praveen bisa lebih bisa konsentrasi dan tidak lengah," ujar Vita.
 
Indonesia hanya mengirim satu wakil ke laga final Swiss Open Grand Prix Gold 2017.

Dua pemain tunggal Indonesia ditaklukkan atlet China saat babak semifinal yakni Anthony Sinisuka Ginting dikalahkan Lin Dan (17-21 17-21), kemudian Fitriani takluk dari Chen Xiaoxin (17-21, 19-21).

Di luar keberhasilan Dechapol/Sapsiree, empat nomor lainnya jadi milik China. Pada nomor tunggal putri, Chen Xiaoxin mengalahkan rekan senegaranya, Chen Yufei dengan skor 21-19, 21-14. Sementara itu di nomor ganda putri, unggulan pertama Chen Qingchen/Jia Yifan menaklukkan unggulan keempat asal Bulgaria, Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva, 21-16, 21-15.

Saat ini duel nomor ganda putra dan tunggal putra belum usai. Namun dua nomor ini sama-sama memanggungkan All Chinese Final. Di nomor ganda putra, Chai Biao/Hong Wei berhadapan dengan Liu Cheng/Zhang Nan, sedangkan di nomor tunggal putra Lin Dan berduel lawan Shi Yuqi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER