Tangerang, CNN Indonesia -- Gelandang Persipura Jayapura, Marinus Maryanto Wanewar, mengaku masih kesulitan untuk mengikuti arahan yang diberikan pelatih Luis Milla selama mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia U-22. Kendala bahasa menjadi persoalan.
Menurut Marinus faktor bahasa masih menjadi kendala baginya dalam tim. Namun, di luar lapangan kekompakan dan komunikasi antar pemain sudah terbangun dengan baik.
"Kalau dia (Milla) bicara saya tidak mengerti. Tapi kalau langsung praktek, saya mengerti. Itu karena faktor bahasa," kata Marinus usai latihan di Lapangan Sekolah Pelita Harapan (SPH) Karawaci, Tangerang, Senin (8/5).
Bagi Marinus ini adalah kali kedua dirinya mengikuti latihan bersama Milla. Sebelumnya, pemain 20 tahun itu pernah menjalani seleksi Timnas U-22, namun gagal masuk di pemusatan latihan tahap pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Puji Tuhan, senang juga bahagia bisa dipanggil lagi. Waktu seleksi kemarin saya belum siap, karena sehabis Piala Presiden libur jadi saya tidak latihan di Jayapura. Jadi waktu dipanggil langsung latihan di sini belum siap. Sekarang lebih siap," jelas Marinus.
Meski berposisi asli sebagai gelandang, Marinus justru diminta Milla untuk menjadi target man. Marinus harus bisa fokus menjadi penyerang tengah untuk menerima umpan matang yang bisa dikonversikan menjadi gol.
"Ya, masih kesulitan menerima arahan pelatih. Koordinasi dengan teman di luar dan di dalam bisa kompak. Saya diminta fokus dan disiplin dengan posisi saya,” ungkapnya.
Beda lagi dengan pengakuan Yabes Roni, penyerang Bali United yang juga kembali mendapat kepercayaan Luis Milla untuk mengikuti pemusatan latihan. Yabes mengaku kali ini intensitas latihan lebih berat dibanding saat ia menjalani seleksi Timnas U-22 tahap pertama beberapa waktu lalu.
"Intensitasnya tinggi dari sejak seleksi sampai latihan sekarang. Sudah masuk bertahan ke menyerang dan menyerang ke bertahan. Pokoknya lebih berat. Saya berusaha menikmati prosesnya," ujar Yabes.