Bowie Haryanto
Bowie Haryanto

Sedih karena Valentino Rossi

Bowie Haryanto | CNN Indonesia
Selasa, 23 Mei 2017 07:28 WIB
"Akhhh, astagfirullah". Itu adalah teriakan istri saya ketika melihat Valentino Rossi terjatuh di beberapa tikungan terakhir sebelum garis finis GP Perancis.
Kecelakaan nahas Valentino Rossi di GP Perancis membuat banyak orang sedih. (AFP PHOTO / GUILLAUME SOUVANT)
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- "Akhhh, astagfirullah". Itu adalah teriakan istri saya ketika menyaksikan Valentino Rossi terjatuh di beberapa tikungan terakhir sebelum garis finis GP Perancis melalui siaran langsung televisi pada Minggu malam.

Padahal sebelumnya istri saya tidak memperhatikan televisi karena sedang asyik memainkan handphone. Dia baru mulai fokus melihat jalannya balapan GP Perancis ketika Rossi berhasil melewati pebalap Tech 3 Yamaha, Johann Zarco, yang belakangan disebut-sebut calon pengganti The Doctor.

"Sedih aku. Kalau lihat Rossi jatuh atau gagal menang, aku sedih," ujar istri saya ketika melihat Rossi berusaha menghidupkan sepeda motor M1 usai mengalami kecelakaan nahas di Sirkuit Le Mans.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya istri saya yang sedih. Seorang bocah yang mengenakan baju kuning dan menyaksikan langsung jalannya balapan di Sirkuit Le Mans, tersorot kamera sedang menangis saat digendong ayahnya ketika mengetahui Rossi gagal finis.

Saya yakin bukan hanya istri saya dan bocah yang mengenakan baju kuning itu saja yang sedih melihat Rossi gagal finis di GP Perancis. Saya percaya ada ribuan, bahkan jutaan orang di seluruh dunia, sedih melihat kegagalan Rossi melewati garis finis di GP Perancis.

Memulai balapan GP Perancis dari posisi kedua, Rossi sempat turun ke posisi empat setelah disalip Zarco dan Marc Marquez di tikungan pertama. Namun, tidak maksimalnya akselerasi motor Honda yang ditunggangi Marquez dan keputusan Zarco menggunakan ban lunak, membuat Rossi memiliki peluang.

Perlahan tapi pasti Rossi mulai mampu memperbaiki posisi. Setelah melewati Marquez saat balapan menyisakan 11 lap, pebalap asal Italia itu kemudian sukses menyalip Zarco pada lap ke-22.

Kini Rossi tinggal berhadapan dengan Vinales, rekan setim yang menggunakan sepeda motor yang sama dan 16 tahun lebih muda darinya. Di momen ini, Rossi yang sudah 38 tahun berhasil menunjukkan kualitasnya di atas sirkuit dan membuat jantung kita yang menyaksikan lewat layar kaca berdebar-debar.

Momen magis itu akhirnya datang di tiga lap terakhir. Rossi sukses menyalip Vinales di tikungan enam. Puluhan ribu pendukung Rossi di Sirkuit Le Mans pun bersorak. Begitu juga istri saya di rumah.

Di momen itu pula sejumlah teman saya mengirim pesan melalui WhatsApp. Salah satunya mengetik, "Gila deg-degan, ganggu konsentrasi lagi makan". Saya pun berpikir, ternyata bukan hanya saya dan istri yang deg-degan di rumah melihat aksi The Doctor.

Kondisi itu menunjukkan betapa besar pengaruh Rossi terhadap MotoGP. Tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh belahan dunia. Pasalnya, ketika Rossi hanya finis posisi kesepuluh di GP Spanyol dua pekan lalu, respons terhadap jalannya balapan MotoGP terkesan 'adem ayem', terutama di dunia maya.

Sayang, Rossi yang sudah lebih dari 20 tahun berkarier di ajang balap motor Grand Prix melakukan kesalahan di lap terakhir setelah melalui 27 lap GP Perancis dengan nyaris sempurna.

Salah satu momen paling menyedihkan dari balapan di GP Perancis adalah ketika Rossi gagal menghidupkan kembali motor M1 yang ditungganginya. Tatapan mata Rossi terlihat kosong, seakan-akan tidak percaya dirinya telah membuang kesempatan emas setidaknya untuk mendapatkan 20 poin dengan finis kedua.

Rossi tertunduk lesu di atas motor. Kamera televisi pun beralih menyorot bocah yang menangis di gendongan ayahnya karena mengetahui Rossi terjatuh. Di saat bersamaan, Vinales mengepalkan tangan ke udara setelah berhasil merebut kemenangan ketiganya musim ini.

Beruntung bagi Rossi musim 2017 baru berjalan lima seri dan sejumlah rivalnya sudah pernah minimal satu kali gagal finis, termasuk Vinales dan Marc Marquez. Peluang merebut gelar juara pun masih terbuka lebar. Namun, Rossi harus bisa memastikan kesalahan di Le Mans adalah kesalahan terakhir yang dibuatnya musim ini.
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER