Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen Arema FC berniat untuk mencarikan klub lain yang dirasa lebih cocok untuk marquee player mereka, Juan Pablo Pino, di paruh musim Liga 1 2017. Itu dilakukan melihat sejauh ini Pino belum bisa menyatu dengan permainan para pemain di Arema.
Manajer Arema FC, Ruddy Widodo menyebut niatan itu jadi rencana kedua dari tiga rencana yang telah disiapkan manajemen. Kendati demikian, Ruddy tidak mau menyalahkan proses perekrutan yang telah dilakukan di awal musim.
Masalah utama yang dihadapi Pino dan tim adalah faktor bahasa. Pino diketahui hanya bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Spanyol dan sedikit kemampuannya berbahasa Prancis. Pino tidak bisa berbahasa Inggris.
Hal itu menyulitkan pelatih untuk memberikan arahan kepada Pino baik di saat latihan maupun di pertandingan. Kondisi itu pula yang dianggap membuat permainan Pino bersama Singo Edan tidak bisa berkembang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rencana pertama, kami akan mencarikan interpreter dalam satu pekan ini. Kami mau cati tahu, kenapa dia (Pino) di Arema permainannya kurang berkembang? Problemnya apa?" kata Ruddy melalui sambungan telepon kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (8/7).
"Kedua, secara personal kami telah berbicara dengan beberapa teman (klub) untuk melakukan barter pemain. Sudah ada beberapa klub yang mau, tapi belum ada yang sesuai," imbuhnya.
"Terakhir, kalau memang kedua rencana itu tidak berjalan dengan baik, ya kami akan putus kontrak dia di pertengahan musim nanti. Kan masih lama waktunya, sampai akhir Juli ini," jelas Ruddy.
Sejauh ini, manajemen Arema masih yakin opsi kedua dengan mencarikan tempat yang lebih cocok buat Pino adalah jalan keluar terbaik bagi kedua pihak.
Keputusan itu diambil setelah melihat resume permainan Pino di tiap kesempatan bermain yang diberikan. Meskipun diakuinya, pemain asal Kolombia itu adalah pemain yang bagus.
"Ibaratnya kalau penyanyi itu, Pino vokalis band rock tapi main di band keroncong, ya enggak cocok. Makanya, kami mau carikan ban yang sesuai dengan dia," tukasnya.
Kebingungan Lepas PinoArema FC mengakui performa Pino sejauh ini tidak memuaskan. Namun, tidak mudah bagi Arema untuk langsung memutus kontrak Pino.
Ruddy Widodo mengatakan, dalam regulasi peraturan FIFA dan sepak bola dunia, ada empat hal yang bisa membuat pemain asing diputus kontrak.
"Memutus kontrak pemain dan pelatih asing itu tidak gampang. Di regulasi, ada empat hal yang bisa membuat klub memutus kontrak sepihak dengan pemain asingnya tanpa kompensasi, yaitu pemain itu terlibat
match fixing, terlibat kasus narkoba, kasus kriminal dan doping," kata Ruddy.
Secara personal, Arema mengatakan bahwa Pino adalah pemain profesional yang bagus dan punya potensi. Hanya saja, ia tidak cocok untuk bermain bersama Arema.
Sebab itu, mencarikan tempat yang lebih cocok buat Pino bermain adalah jalan tengah yang paling ideal.
Soal barter pemain yang diinginkan Arema, Ruddy menyebut Pino belum mengetahui hal ini. Namun, ia yakin, Pino tidak akan bermasalah dengan keputusan yang diambil manajemen tersebut.
Terkait barter pemain, Arema juga sudah mengantongi pemain yang diinginkannya. Tapi, Ruddy enggan menyebut siapa atau dari klub mana pemain bidikan yang ingin dibarter itu berasal.
"Mereka (klub yang ingin barter) enggak mau rugi juga. Tapi Indonesia itu kan negara musyawarah, jadi kami akan bermusyawarah," ungkap Ruddy.
"Saya tidak bisa menyalahkan siapapun atas rekrutan ini. Pastinya, manajemen mengeksekusi tapi yang memilih (pemain) kan bukan manajemen. Saya yakin, opsi barter ini bisa terjadi karena sejatihnya anak ini (Pino) punya potensi, hanya perlu tempat yang pas," tandasnya.