Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah bertahun-tahun menggunakan Istora Gelora Bung Karno sebagai arena pertandingan, gelaran Indonesia Terbuka tahun ini digelar di Jakarta Convention Center (JCC). Beragam komentar tentang masalah angin dan kesulitan adaptasi lapangan pun berembus kencang.
Jan O Jorgensen terlihat kecewa setelah tumbang dari Kidambi Srikanth di babak 16 besar. Ia mengaku sulit mengontrol shuttlecock meskipun menampik hal itu sebagai alasan utama di balik kekalahannya.
"Saya tak mau mengeluhkan kondisi angin dan shuttlecock di laga tadi karena lawan juga menghadapi situasi yang sama. Namun, bila dibandingkan, maka Istora adalah arena yang lebih bagus dibandingkan tempat ini," tutur Jorgensen seusai pertandingan.
Jonatan Christie pun mengakui kondisi angin di lapangan adalah salah satu tantangan yang wajib ditaklukkan oleh para kontestan. Namun, Jonatan gagal melakukanmya saat melawan Chen Long.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya jadi ragu-ragu untuk melakukan jumping smash karena kondisi angin di lapangan. Alhasil, Chen Long sendiri lebih banyak menunggu kesalahan saya," ujar Jonatan.
Pemain ganda putri Indonesia, Rosyita Eka Sari Putri memberikan penjabaran terkait kondisi angin di lapangan.
"Jadi, bila bermain di lapangan pinggir, maka angin akan sangat terasa. Pemain harus waspada karena pukulan yang dilakukan bisa melebar keluar lapangan."
"Dengan kondisi demikian, maka kami memilih untuk bermain aman dengan melakukan pukulan ke arah tengah," ujar Rosyita.
Gabrielle Adcock pun mengakui bahwa lapangan di sisi kanan dan kiri memiliki efek angin yang cukup terasa. Dibutuhkan adaptasi yang cepat dari para pemain untuk bisa bermain baik di sebuah pertandingan.
"Untuk di lapangan tengah, kondisi angin tidak terlalu terasa," ujar Gabrielle.
Faktor angin yang tak mudah ditaklukkan ini pula yang membuat hasil Indonesia Terbuka sejauh ini diwarnai banyak kejutan. Para pemain unggulan banyak yang bertumbangan di dua babak awal. Masuk ke babak perempat final, justru masih banyak pemain-pemain nonunggulan yang bertahan.
Proses pemahaman angin adalah salah satu kunci dari seorang pemain untuk bisa menang di gelaran Indonesia Terbuka kali ini. Bila sang pemain mampu memahami kondisi angin di lapangan dan memaksimalkannya dengan baik, maka peluang untuk menang makin besar.
"Saya berhasil menang dengan memanfaatkan kondisi angin di lapangan," ujar Sung Ji Hyun.