Jakarta, CNN Indonesia -- Liliyana Natsir melontarkan gurauan setelah mereka berhasil jadi juara di Indonesia Terbuka 2017. Liliyana mengakui bahwa Istora Gelora Bung Karno memang tempat yang angker baginya dan Tontowi Ahmad, namun tidak demikian dengan Jakarta Convention Center (JCC).
Sejak berpasangan pada akhir 2010, Tontowi/Liliyana selalu gagal menjadi juara di Indonesia Terbuka. Mereka dua kali masuk final namun selalu berujung sebagai runner up. Barulah pada edisi 2017 Tontowi/Liliyana berhasil menjadi juara Indonesia Terbuka.
“Berarti memang selama ini Istora tempat yang angker bagi kami, namun tidak dengan JCC,” kata Liliyana sambil tertawa.
JCC sendiri memang digunakan sebagai venue Indonesia Terbuka 2017 karena Istora GBK tengah dalam proses renovasi. Untuk tahun depan, Istora GBK kemungkinan besar akan kembali jadi venue untuk Indonesia Terbuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Indonesia Terbuka, Istora GBK sendiri akan jadi venue untuk penyelenggaraan Asian Games, kejuaraan yang masih jadi bidikan Tontowi/Liliyana setelah ini. Keangkeran Istora pun kembali dikaitkan dengan peluang Tontowi/Liliyana di Asian Games tahun depan.
“Tahun depan Istora sudah renovasi, berarti sudah jadi Istora yang baru,” tutur Liliyana masih bergurau.
Di luar pasangan dengan Tontowi, Liliyana sendiri sejatinya sudah pernah berjaya di Istora GBK. Liliyana pernah jadi juara Indonesia Terbuka 2005 di nomor ganda campuran berpasangan dengan Nova Widianto. Pada tahun 2008, Liliyana kembali jadi juara Indonesia Terbuka, kala itu ia berpasangan dengan Vita Marissa di nomor ganda putri.