Wejangan untuk Dua Penggawa Timnas Indonesia U-19

CNN Indonesia
Minggu, 10 Sep 2017 15:18 WIB
Pelatih SSB Akademi Tulehu dan Pelajar Maluku, Sani Tawainella, memberi masukan untuk dua pemain Timnas Indonesia U-19 yang pernah menjadi anak asuhnya.
Timnas Indonesia U-19 berpeluang besar lolos ke semifinal Piala AFF U-18 2017 setelah menang dua kali. (Dok. PSSI)
Magelang, CNN Indonesia -- Pelatih Sekolah Sepak Bola Akademi Tulehu dan Pelajar Maluku, Sani Tawainella, punya wejangan untuk dua anak didiknya yang saat ini sedang berjuang bersama Timnas Indonesia U-19 pada ajang Piala AFF U-18 2017 di Myanmar.

Kedua pemain Timnas Indonesia U-19 yang pernah dilatih Sani adalah bek Rifad Marasabessy dan Irsan Lestaluhu. Sani berpendapat Rifad sudah tampil cukup baik bersama Timnas U-19. Namun untuk Irsan, Sani berpesan agar lebih giat berlatih supaya mendapat kesempatan bermain.


"Jangan merasa kecil hati kalau duduk di bangku cadangan. Kalau jadi pemain cadangan, itu strategi. Harus kerja keras di latihan. Kalau latihan keras dan punya target maksimal, pasti dapat peluang main," kata Sani memberi semangat kepada Irsan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sani Tawainella menganggap Timnas Indonesia U-19 tampil bagus sejauh ini di Piala AFF U-18 2017.Sani Tawainella menganggap Timnas Indonesia U-19 tampil bagus sejauh ini di Piala AFF U-18 2017. (Dok. PSSI)
Lebih lanjut, Sani berpendapat skuat Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri sejauh ini mampu tampil bagus di Piala AFF U-18.

"Tapi harus lebih disiplin, dan punya motivasi. Karena yang sekarang berbeda dengan ketika Evan Dimas di U-19 dulu. Mungkin baru pemula, persiapan dan kekompakan tim jadi kurang," ucap Sani.

Sani Tawainella menerima penghargaan di upacara perayaan Haornas 2017.Sani Tawainella menerima penghargaan di upacara perayaan Haornas 2017. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama)
"Tapi secara taktik, luar biasa bagus. Walaupun lawan lemah, tapi tim ini bisa menciptakan organisasi permainan yang baik. Jaga mental dan disiplin agar jadi juara," sambungnya.

Sani adalah mantan atlet pesepakbola profesional yang gagal merintis karier. Kandas masuk tim nasional, dia balik ke kampung halamannya di Desa Tulehu. Di sana, dia ingin mengobati jiwa anak-anak yang terluka akibat konflik agama di Ambon. Caranya, lewat sepak bola.


Kisah hidupnya pun dituangkan ke dalam sebuah film karya Angga Dwimas Sasongko berjudul 'Cahaya dari Timur: Beta Maluku'.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER