Jakarta, CNN Indonesia -- Pep Guardiola salah satu pesohor sepak bola yang menyuarakan referendum untuk kemerdekaan Catalonia. Manajer Manchester City kelahiran Santpedor itu mengatakan, keinginan publik Catalan merdeka karena kebutuhan, bukan kebencian terhadap Spanyol.
Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munich itu pun menegaskan sudah saatnya aspirasi rakyat Catalonia diakomodasi pemerintah Spanyol.
"Kami tak ingin mereka (orang-orang di luar Spanyol) berpikir bahwa kami (orang-orang Catalan) membenci Spanyol. Spanyol adalah negara mengagumkan, dengan kesusastraan, olahraga, dan kota-kotanya," ujar Guardiola dikutip dari
Marca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun, ada kebutuhan yang harus juga dipahami, ada populasi yang mencoba memutuskan untuk menentukan masa depan mereka sendiri."
 Warga Catalonia menuntut kemerdekaan dari Kerajaan Spanyol. (REUTERS/Albert Gea) |
Sebelumnya, rakyat Catalan melakukan referendum meski tanpa restu dari pemerintah Spanyol. Hasilnya 90 persen pemilih memutuskan ingin memisahkan diri dari Spanyol.
Sempat terjadi kerusuhan usai Presiden Catalonia, Carles Puidgemont, menyerukan kemerdekaan dari Spanyol secara sepihak. Pemerintah Spanyol pun mengklaim kerusuhan itu mengakibatkan sejumlah polisi terluka.
Namun, Guardiola mengatakan hal itu merupakan berita salah yang sengaja diembuskan pemerintah Spanyol.
"Spanyol akan terus menutup kenyataannya, tapi hampir seluruh dari media-media internasional akan menunjukkannya."
"Saya baca El Pais, bahwa mereka menyebut sejumlah polisi terluka. Cedera karena apa? Pemungutan suara?" tegasnya.
 Rakyat Catalonia melakukan referendum secara sepihak karena tidak dikabulkan pemerintah Spanyol. ( AFP PHOTO / LLUIS GENE) |
Sebaliknya, Guardiola mendapat laporan dari sejumlah rekan, saudara dan teman-temannya bahwa yang terluka adalah rakyat Catalan yang berdemonstrasi.
"Mereka terluka karena tembakan peluru karet yang jelas sekali ilegal di Catalonia. Mereka mematahkan jari tangan wanita," ujar Guardiola
"Ada sejumlah bukti gambar hari ini yang tak bisa terbantahkan. Perdana Menteri harus menjawab hal ini karena ia masih menjadi perdana menteri Spanyol."
"Kenapa kami tidak bisa seperti Inggris, yang sudah sangat demokratis sejak berabad-abad lalu dibandingkan kita (Spanyol)?" pungkasnya.