Jakarta, CNN Indonesia --
Liem Swie King merupakan salah satu pebulutangkis terhebat sepanjang masa yang pernah dimiliki Indonesia. Ia sukses tiga kali jadi juara All England dan meraih sederet prestasi hebat saat menjalani kariernya.
King adalah pemegang tongkat estafet kejayaan tunggal putra Indonesia selepas Rudy Hartono. Kepada
CNNIndonesia.com, King bercerita banyak tentang perjalanan kariernya. Berikut wawancara eksklusif dengan Liem Swie King:
Bisa diceritakan arti di balik nama Liem Swie King?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama saya pemberian orang tua. Waktu lahir memang nama saya itu. Liem kan marga, kalau Swie King artinya air dan cermin atau kaca dalam bahasa Mandarin. Kalau arti yang sesungguhnya atau filosofi nama tersebut, orang tua saya yang tahu.
Apakah Anda langsung yakin memilih bulutangkis sebagai jalan hidup?
Awalnya sekadar hobi karena banyak yang bermain bulutangkis di keluarga saya. Saya sempat tidak yakin kalau bulutangkis bisa jadi karier saya selanjutnya.
Sampai SMA, umur 18 tahun, saya masih ragu-ragu antara sekolah atau bulutangkis. Tapi seiring berjalannya waktu, saya memutuskan bahwa saya akan menekuni bulutangkis.
 Liem Swie King saat berbincang dengan CNNIndonesia.com. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama) |
Apa yang terjadi setelah Liem Swie King jadi juara nasional dan mulai dikenal sebagai pebulutangkis?Diundang ke pelatnas, ke Senayan, untuk bergabung dengan pemain-pemain pelatnas dan berlatih bersama di sana selama dua sampai tiga bulan.
Jarang, boleh dibilang tidak ada. Dulu orang smash dengan gaya berdiri biasa saja.Liem Swie King |
Bisa diceritakan pengalaman kali pertama tinggal di Jakarta?Saya sejak kecil tinggal di Kudus. Awal pindah ke Jakarta itu saya tidak betah. Selama dua tahun di Pelatnas, kira-kira 1974-1976, saya masih penyesuaian dengan situasi baru. Tapi setelah dua tahun itu, semakin dewasa, mulai latihan benar.
Saya tidak betah karena jauh dari orang tua lantaran sejak kecil selalu tinggal sama orang tua. Setelah sendiri kan harus lebih mandiri, apa-apa sendiri. Itu yang perlu penyesuaian.
Bagaimana pendapatan sebagai atlet di tahun 70-an?Dulu berbeda dengan sekarang. Sekarang kalau soal keuangan pasti lebih banyak. Dulu cukup buat jajan dan beli kebutuhan. Tapi untuk jadi kaya tidak bisa. Kalau sekarang kan beda. Zaman ini bila menang olimpiade, juara dunia, bisa dapat miliaran rupiah.
Liem Swie King terkenal dengan King Smash (smash sambil melompat). Bagaimana awal mulanya?Istilah itu sepertinya wartawan luar negeri yang kasih. Saya sendiri tidak tahu bagaimana awal mulanya. Istilah King Smash mulai sering ditulis di koran dan lama-lama terbiasa. Saya sendiri tidak tahu asal mulanya.
Apakah smash sambil melompat jarang dilakukan pemain lain sebelumnya?Jarang, boleh dibilang tidak ada. Dulu orang smash dengan gaya berdiri biasa saja.
Dari mana ide King Smash muncul?Karena saya ingin main dalam tempo lebih cepat. Karena olahraga itu kan prinsipnya lebih cepat dan kuat. Karena ingin lebih cepat, makanya saya mencari cara menyongsong bola dan mengambil bola saat masih di atas. Awalnya sederhana begitu saja.
Mulai tahun berapa memamerkan King Smash secara rutin?Mungkin setelah 1977 ketika beranjak dewasa. Sewaktu junior kemampuan fisik masih terbatas. Tapi setelah bertambah kuat, saya melakukan itu.
Respons pelatih saat awal anda secara rutin melakukan King Smash?Dengan menerapkan King Smash itu, permainan saya memang mengalami kemajuan dan makin efektif. Jadi tidak ada pelatih yang melarang.
Kapan King Smash mulai banyak diikuti oleh pemain lainnya?Ya, secara peralahan-lahan pemain-pemain China itu rata-rata sudah meniru itu semua. Sekarang pemain melakukan smash sambil melompat itu sudah biasa. Pemain-pemain China kan dulu sering merekam permainan, mempelajari dari kita (Indonesia) juga.
 Liem Swie King menambahkan Guntur di depan namanya pada 1974. (Dok. PB Djarum) |
Sempat ada permintaan perubahan nama dari pemerintah pada 1974. Kemudian nama apa yang dipakai dan mengapa tetap nama Liem Swie King yang dikenal publik?Nama Guntur. Jadi saya tambahkan nama Guntur, Guntur Liem Swie King. Sampai sekarang juga begitu. Hanya waktu daftar ke pertandingan-pertandingan oleh PBSI, yang didaftarkan tetap Liem Swie King.
Saya tidak tahu kenapa. Makanya orang lebih tahu nama Liem Swie King. Saya sih sebagai pemain pasrah saja. Mau daftarkan sebagai Guntur boleh, Liem Swie King ya boleh.
Enam final All England beruntun dengan pola yang sama (1976-1981), kalah dan kemudian balas dendam lalu jadi juara lawan tiga pebulutangkis (Rudy Hartono, Flemming Delfs, Prakash Padukone). Komentarnya?Menurut saya itu terjadi karena sifat tidak mau kalah saja. Itu mendorong saya untuk balas dendam dari kekalahan dan menang. Saya rasa untuk atlet sekarang juga harus punya sifat tidak mau kalah. Setelah kalah kemudian latihan lebih keras. Saya tidak mau kembali kalah jadi lebih semangat latihan.
Bagaimana Liem Swie King melihat sifat tidak mau kalah di generasi sekarang?Saya tidak tahu pasti, itu kan ada di dalam hati masing-masing pemain. Tapi kalau dulu, kompetisi antara pemain pelatnas cukup keras dan penuh persaingan. Hal itu bagus untuk perbulutangkisan kita.
Dari kacamata saya, para pemain sekarang masih kurang. Mereka harus punya motivasi lebih tinggi. Kalau dulu kami latihan seperti pertandingan. Kalau saya bisa mengalahkan Rudi Hartono misalnya, artinya saya bisa juara dunia. Ada patokannya, karena memang senior-senior kami juara dunia (All England) semua.
Apa yang dirasakan ketika berada di tim bersama senior-senior hebat ke ajang Piala Thomas di era 70-an?Saya merasa percaya diri tim kami yang paling kuat, dan memang kenyataannya seperti itu waktu itu. Waktu itu memang kami terlalu dominan. Sampai negara lain untuk mendapatkan satu poin pun susah. Ada masa-masa begitu untuk Indonesia. Seperti Thomas Cup menggelar sembilan partai, mereka buat kedudukan 8-1 saja susah. Jadi boleh dibilang kami mau tidak mau pasti bakal percaya diri. Rekan-rekan kami juara dunia semua.
Dengan skuat yang luar biasa tersebut, apa masih ada perasaan tegang?Rasa tegang berkurang jauh karena rekan kami juara dunia. Sejak China masuk Piala Thomas pada 1982, persaingan mulai ramai. Sayang Indonesia dalam masa ganti generasi, tapi tetap masih kuat juga. 1984 masih juara, 1990-an masih juara juga kok.
Bagaimana hubungan Rudy Hartono dengan Liem Swie King?Yang paling utama saya termotivasi karena saya menganggap Rudi Hartono sebagai senior saya, teman berlatih, dan idola. Jadi saya lebih termotivasi.
Bagaimana hubungan Liem Swie King dengan Icuk Sugiarto?Saya justru sebelum berhenti itu prinsipnya ingin melatih junior saya untuk bisa mewarisi prestasi yang dimiliki sebelumnya. Dengan cara apa? Dengan cara sering sparring sama Icuk Sugiarto. Boleh dibilang tiap hari kami berlatih tanding.
Bisa diceritakan perasaan saat pertama kali lihat Rudy Hartono?Wah ya terkagum-kagum pasti. Sebelumnya kan hanya pernah dengar beritanya. Waktu saya di Kudus, Jawa Tengah, Rudy sudah juara All England. Jadi saya datang ke pelatnas dengan segudang harapan tentunya. Dengan segudang cita-cita untuk meneladani prestasi Rudi. Jadi saya masuk pelatnas dengan semangat yang tinggi.
Sempat sungkan/demam panggung tiap hadir di depan Rudi Hartono?Awal-awal pasti ada. Pertama karena generasinya banyak berbeda. Kedua karena dia sudah lebih berprestasi waktu itu. Awalnya sih ada rasa itu. Hanya seiring berjalan waktu, sering latihan tanding dan ngobrol, lama-lama menjadi biasa saja.
Dulu sehari-hari berlatih dengan Rudi Hartono, apa yang dikenang dari masa itu?Pada masa itu, saking termotivasinya dengan Rudi, kalau dia tidak datang latihan saya kecewa. Saya merasa ada yang kurang. Misal saya dari siang atau hari-hari sebelumnya sudah merasa dalam kondisi baik untuk latih tanding di sore hari, maka saya akan kecewa bila Rudy Hartono tidak datang.
Anda puas dengan karier bulutangkis yang telah dijalani?Ya, secara umum saya puas, karena saya menjalani karier saya dengan sepenuh hati.
Apa yang membuat seorang pebulutangkis dapat menjadi hebat?Kalau motivasi tinggi itu modal. Selain itu juga bakat karena itu penting. Kalau punya bakat dan motivasi tinggi, saya rasa bisa jadi pemain bulutangkis. Lalu memiliki rasa tidak mau kalah, itu penting. Harus siap capek saat latihan dan itulah syaratnya.
Bila melihat Jonatan Christie, Anthony Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa, bagaimana?Saya lihat bakat mereka sudah bagus, dan memulai karier dengan bagus. Saat ini momen-momen mereka masuk senior, semua tergantung mereka. Apakah mereka cukup motivasi, mau latihan capek, dan yang lain-lain tergantung mereka sekarang. Bola ada di tangan para pemain itu.
 Liem Swie King mengatakan pernah kecewa jika Rudy Hartono tidak datang latihan. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama) |
Di antara para pemain tersebut, mana yang paling mirip dengan gaya permainan King?Tidak ada. Hariyanto Arbi yang agak-agak mirip. Untuk generasi sekarang belum ada.
Siapa pemain tunggal putra terbaik sepanjang masa?Rudy Hartono.
Lin Dan?Lin Dan juga bagus, hanya zamannya beda. Saya tidak bisa bandingkan. Tapi untuk era sekarang mungkin Lin Dan.
Kenapa Rudy Hartono?Saya sudah merasakan, sudah merasa ada di generasi dia. Jadi tahu. Lin Dan juga pemain besar juga.
Kenapa euforia bulutangkis berkurang dibandingkan dahulu?Mungkin ada beberapa alasan. Sekarang zamannya beda karena hiburan banyak. Kalau dulu nonton final All England itu (hiburan) satu-satunya.
Kemudian juga pemain Indonesia juga jarang juara sekarang ini. Kalau juara terus mungkin minatnya masih seperti dulu. Dengan persaingan yang ketat, pemain Indonesia hanya sesekali juara. Kalau kalah terus orang juga malas nontonnya.
Kalau melihat kondisi bulutangkis dunia, bagaimana masa depan Indonesia?Saya yakin masih Indonesia akan tetap bagus. Memang sekarang kekuatan lebih merata, ada Spanyol, Taiwan, India, Thailand, yang sudah punya banyak pemain bagus. Tapi saya yakin Indonesia masih bisa [juara]. Hanya yang saya ingin imbau perhatian pemerintah harus lebih besar pada olahraga bulutangkis.
Pesan untuk generasi bulutangkis saat ini?Untuk anak-anak sekarang itu harus punya motivasi tinggi, berjuang. Prestasi itu tidak datang tiba-tiba. Harus diperjuangkan, perlu proses, dan jangan pernah menyerah.