Jakarta, CNN Indonesia -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terus melakukan komunikasi dengan pihak Sandy Walsh terkait peluang naturalisasi. PSSI tidak ingin kecele setelah menaturalisasi Walsh menjadi pemain Timnas Indonesia.
Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, mengatakan pihaknya perlu melakukan konfirmasi untuk memastikan beberapa hal sebelum menaturalisasi Walsh yang saat ini bermain di kompetisi kasta tertinggi Liga Belgia, Zulte Waregem.
Salah satu yang dikonfirmasi pihak PSSI adalah kemungkinan Walsh tetap bermain di Eropa. Selain itu PSSI ingin mengetahui sebesar besar peluang bek 22 tahun itu memperkuat Timnas Indonesia di kejuaraan yang tidak masuk kalender FIFA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini kami sudah berkomunikasi dengan pihak Sandy Walsh. Jangan sampai nanti setelah dinaturalisasi dia tidak bisa bermain. Kami akan menyelesaikan perihal ini dalam satu atau dua pekan ke depan," ujar Joko dikutip dari
Antara.
 Sandy Walsh mendapat dukungan netizen Indonesia untuk memperkuat Timnas. (Screenshoot via Instagram/@sandywalsh) |
Joko memastikan setelah mendapatkan semua konfirmasi yang diinginkan dari pihak Walsh, maka PSSI akan mengajukan naturalisasi eks pemain timnas Belanda U-15 hingga U-20 itu kepada pemerintah.
 Sandy Walsh saat ini bermain di Liga Belgia bersama Zulte Waregem. (AFP PHOTO / ANDER GILLENEA) |
Dukungan agar PSSI menaturalisasi Walsh belakangan semakin menguat. Bahkan dalam sebuah polling yang dilakukan Walsh melalui Instagram, 91 persen netizen mendukung bek keturunan Indonesia dari sang ibu tersebut untuk memperkuat Timnas.
Tidak hanya dukungan, PSSI juga diminta hati-hati dalam menaturalisasi pemain. Pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini, meminta PSSI untuk mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan.
“Lebih bahaya lagi jika pemilihan pemain Timnas berdasarkan desakan netizen. Sekarang dengan teknologi dan media sosial semua jadi gampang. Tapi, buang jauh-jauh hal itu untuk mencari pemain nasional. Seleksi pemain Timnas bukan berdasarkan media sosial," ucap Fakhri kepada CNNIndonesia.com.
(har)