Jakarta, CNN Indonesia -- Menpora RI, Imam Nahrawi, terus mensosialisasikan Liga Santri Nusantara sebagai salah satu wadah para santri berolahraga, sekaligus ajak keluarga menjadi benteng pertahanan dari hal-hal negatif yang kian tidak terbendung.
Pesan tersebut disampaikan Menpora di Pondok Pesantren (ponpes) Ar Roudloh, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (20/11) siang, bertepatan dengan Peringatan Maulid Nabi.
Dihadapan Pengasuh Ponpes Ar Roudloh, K.H. Achmad Suadi Abu Amar para ulama, habib, umara, tokoh masyarakat dan keluarga besar ponpes, Menpora menyampaikan salam dari Presiden Jokowi yang belum bisa hadir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama saya menyampaikan salam dari Presiden Jokowi yang dalam kesempatan ini belum bisa bersama-sama. Beliau bersama seluruh komponen pemerintah terus mendorong revolusi mental, dari urusan infrastruktur hingga urusan jiwa."
"Oleh karenanya pemerintah kali ini selalu memberikan porsi perhatian lebih terhadap potensi-potensi pondok pesantren, ulama, habib, dan santri, karena di situ tidak hanya olah fisik tetapi ada olah jiwa yang luar biasa," kata Menpora mengawali pesan-pesannya.
 Kemenpora RI, Imam Nahrawi, berharap Liga Santri Nusantara terus melahirkan pesepak bola andal dari kalangan santri. (egan/kemenpora.go.id) |
Kedua, potensi ponpes dan santrinya begitu penting untuk diperhatikan, karena sebenarnya di pesantren tidak hanya pendidikan agama semata. Ia melanjutkan, pesantren juga bisa menggembleng sisi fisik para santri dari kebiasaan ibadah macam puasa dan lain sebagainya.
"Dalam kapasitas saya sebagai Menpora, Liga Santri Nusantara terus akan digulirkan. Terbukti lahir pemain nasional hebat sepeti Rafli."
"Sejak tahun 2015 hingga sekarang, kepesertaan ponpes kian meningkat, diharapkan tahun 2018 sekitar 1500 pesantren dapat ikut serta. Santri tidak hanya pandai dan mengerti kitab kuning, namun disisi lain dapat menjadi atlet yang hebat mengharumkan nama bangsa," tambahnya.
Terakhir, ada pesan kepada seluruh masyarakat dan orang tua yang hadir. Menpora mengimbai semua pihak agar mengambil sisi positif kemajuan teknologi komunikasi sebagai media dakwah dan perjuangan.
"Saya mengajak kepada seluruh keluarga untuk menjadi benteng pertahanan dari dampak negatif kemajuan teknologi. Mari awasi anak-anak kita khususnya para santri dari hal-hal negatif yang dapat mudah menular melalui dunia medsos [media sosial]."
"Hati-hati, pornografi, radikalisme, berita-berita hoax sangat mudah tersebar melalui pengaruh media sosial, sekali lagi jaga dan awasi anak-anak kita," pesan Menpora sekaligus menutup pidatonya.
(nva)