Persipura dalam Pusaran Masalah Pendanaan

Surya Sumirat | CNN Indonesia
Jumat, 19 Jan 2018 12:51 WIB
Krisis pendanaan masih menghinggapi Persipura Jayapura jelang bergulirnya kompetisi musim ini. Kondisi itu membuat mereka ditinggal sejumlah pemain utamanya.
Persipura Jayapura ditinggal sejumlah pemain bintang dan absen di Piala Presiden 2018. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)
Jakarta, CNN Indonesia -- Krisis masih menghinggapi Persipura Jayapura jelang bergulirnya kompetisi musim 2018. Setelah ditinggal para pemain bintangnya, Persipura kini dituntut mendapatkan dana tambahan untuk mengarungi Liga 1 2018.

Saat ini klub berjuluk Mutiara Hitam itu total baru mengumpulkan Rp17 miliar. Jumlah itu hasil suntikan dari Bank Papua dan Feeport yang masing-masing menggelontorkan dana Rp8,5 miliar.

Persipura juga masih mengharapkan suntikan dana subsidi dari PT Liga Indonesia Baru sekitar Rp7,5 miliar. Dengan begitu masih membutuhkan sekitar Rp10 miliar lagi untuk bisa memiliki Rp35 miliar yang merupakan jumlah aman berkompetisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena minim dana itu akhirnya membuat beberapa pilar mereka di musim lalu hengkang. Sebut saja pemain muda potensial seperti Osvaldo Haay, Feri Pahabol, Marinus Manewar, Ruben Sanadi, hingga pemain senior Yoo Jae-hoon, Ricardo Salampesy, dan ikon Boaz Solossa.

Tanpa dana yang cukup berimbas pada belum adanya persiapan Liga 1 yang dilakukan Persipura. Padahal Liga 1 yang akan dimulai pada akhir Februari atau awal Maret nanti.

Bahkan, Persipura sampai harus mengundurkan diri dari turnamen pramusim sekelas Piala Presiden 2018. Akhirnya, posisi Persipura di Grup B Piala Presiden 2018 pun digantikan klub Liga 2 Kalteng Putra.
Boaz Solossa yang menjadi ikon Persipura harus dipinjamkan ke Borneo FC untuk Piala Presiden 2018.Boaz Solossa yang menjadi ikon Persipura harus dipinjamkan ke Borneo FC untuk Piala Presiden 2018. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)
Berbeda dengan Persipura, kontestan Liga 1 lainnya sudah berlatih dan mengikuti beberapa turnamen pramusim. Klub asal Papua lainnya, Perseru Serui, pun tetap menjadi peserta Piala Presiden 2018.

Malahan klub-klub  Liga 2 seperti Martapura FC dan PSPS Riau juga tidak ingin melewatkan momen penting dalam persiapan musimini, dengan tetap ambil bagian di turnamen Piala Presiden 2018.

Situasi ini seperti kemelut berkepanjangan bagi Persipura. Pada musim lalu, mereka juga mengalami hal serupa. Di Liga 1 2017, Persipura hanya menggunakan tiga pemain asing dari total empat kuota yang diberikan.
Pada musim lalu, meski krisis keuangan Persipura masih bisa finis di posisi keenam klasemen akhir.Pada musim lalu, meski krisis keuangan Persipura masih bisa finis di posisi keenam klasemen akhir. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Komposisi skuat pun tidak semumpuni era Liga Super Indonesia. Performa selama satu musim penuh itu pun cederung tidak stabil. Kekalahan begitu mudah didapat Persipura, di antaranya dari Perseru dan klub baru seperti PS TNI. Pergantian pelatih dari Liestiadi ke Wanderley Junior pun mewarnai perjalanan Persipura musim lalu.

Namun, meski minim pendanaan, Persipura masih bisa mengakhiri kompetisi Liga 1 2017 dengan menempati peringkat keenam klasemen akhir. Secara keseluruhan, keadaan ini bagaikan ironi untuk Persipura. Mengingat Persipura pernah menjadi klub tersukses di Liga Indonesia.

Dalam 25 tahun terakhir bergulirnya Liga Indonesia, Persipura empat kali meraih gelar juara (2005, 2009, 2011, 2013), dengan tiga kali menjadi runner up (2010, 2012, 2014).

Di turnamen Piala Indonesia, Persipura tiga kali di posisi runner up (2006, 2008, 2009). (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER