Isu Keamanan di Piala Dunia 2018 Kembali Menjadi Sorotan

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Selasa, 06 Mar 2018 23:52 WIB
Isu keamanan seperti ancaman kerusuhan antarsuporter dan terorisma menjadi salah satu persoalan yang menjadi sorotan di Rusia jelang Piala Dunia 2018.
Isu keamanan kembali mengemuka pada 100 hari jelang Piala Dunia 2018. (AFP PHOTO / FRANCK FIFE)
Jakarta, CNN Indonesia -- Piala Dunia untuk kali pertama digelar di Rusia. Sebagai turnamen sepak bola terbesar di dunia, Piala Dunia 2018 tentu akan menarik perhatian penggila sepak bola dari berbagai negara.

Terlebih bagi para fan 32 negara kontestan yang akan bertanding di 12 stadion yang terletak di 11 kota berbeda di Rusia, bakal sangat antusias. Mereka juga akan berbondong-bondong mendatangi negeri Beruang Merah tersebut.

Satu hal yang menjadi isu penting sepanjang gelaran Piala Dunia dari edisi ke edisi adalah soal keamanan. Terlebih gelaran di Rusia masalah keamanan cukup disorot.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antara potensi gangguan yang menjadi sorotan adalah masalah kerusuhan antarsuporter dan isu terorisme yang melanda Eropa dua tahun belakangan.

Ancaman Kerusuhan Suporter

Kerusuhan antara suporter Spartak Moskow dan Athletic Bilbao menjelang laga Europa League di Spanyol Februari lalu, kembali memunculkan kekhawatiran akan keamanan Piala Dunia di Rusia.

Seorang polisi dilaporkan tewas dalam kerusuhan yang terjadi di sekitar Stadion San Mames tersebut.
Piala Eropa 2016 sempat dinodai kerusuhan antara suporter Timnas Inggris dengan Timnas Rusia di Kota Marseille. (Piala Eropa 2016 sempat dinodai kerusuhan antara suporter Timnas Inggris dengan Timnas Rusia di Kota Marseille. (REUTERS/Jean-Paul Pelissier)
Kerusuhan memang terjadi di Spanyol, tetapi hal tersebut tetap menjadi kekhawatiran jelang Piala Dunia 2018 mengingat kerusuhan tersebut melibatkan suporter dari Rusia.

Kekerasan dalam sepak bola yang melibatkan pendukung Timnas Rusia juga pernah terjadi ketika bentrok dengan suporter Inggris di Piala Eropa 2016, tepatnya di Kota Marseille, Perancis.

Buntut dari keributan dua tahun lalu, beberapa media di Inggris pun menyebut puluhan ribu suporter Inggris berpotensi menjadi sasaran tindak kekerasan saat Piala Dunia 2018.

Menangkal Ancaman Terorisme

Selain masalah hooliganisme, hal lain yang menjadi kekhawatiran di Piala Dunia 2018 adalah ancaman terorisme. Dalam dua tahun terakhir terdapat rentetan teror yang terjadi di Rusia.

Menjelang Piala Dunia 2018, bom bunuh diri di St Petersburg menyebabkan setidaknya 15 orang meninggal pada Desember 2017.

ISIS dilaporkan menjadi dalang di balik insiden tersebut. April sebelumnya, bom juga meledak di stasiun bawah tanah St Petersburg dengan korban meninggal 16 orang.

Dua tahun sebelumnya, pesawat Russian Air yang membawa 224 penumpang dibom ISIS dalam perjalanan dari Mesir ke Rusia.
Barcelona pernah diguncang serangan bom bunuh diri. (Barcelona pernah diguncang serangan bom bunuh diri. ( REUTERS/Stringer)
Propaganda ISIS untuk mengancam akan melakukan penyerangan di Piala Dunia berlanjut setelah mereka merilis sebuah poster bergambarkan seorang pria membawa senjata dengan latar stadion dan logo Piala Dunia 2018. Mereka juga menyebar beberapa poster yang menggambarkan pemain top dunia tengah menderita.

Terlepas dari ancaman-ancaman yang muncul jelang Piala Dunia 2018, FIFA sebagai penyelenggara Piala Dunia masih yakin pesta bola di Rusia itu akan berlangsung aman.

"Sejauh ini keamanan untuk Piala Dunia 2018 sangat diperhatikan, FIFA memberikan kepercayaan kepada otoritas pihak keamanan Rusia dan panitia pelaksana lokal."

"Tentu saja, FIFA juga telah menghubungi seluruh pihak yang bersangkutan untuk melakukan tindakan pencegahan baik kepada otoritas nasional maupun internasional," demikian tulis keterangan resmi FIFA.

Kesuksesan penyelenggaraan Piala Konfederasi dari segi keamanan juga membuat otoritas keamanan Rusia meyakini penyelenggaraan Piala Dunia 2018 juga akan berlangsung aman.

Penerapan Identitas Suporter

Dalam rangka meningkatkan keamanan dan mencegah potensi kerusuhan, kepolisian Rusia telah menguji coba sistem Fan ID atau identitas setiap penonton pada Piala Konfederasi dan akan digunakan saat Piala Dunia.

Sistem tersebut akan mengidentifikasi setiap orang yang masuk dalam stadion. Penjagaan keamanan di sekitar stadion dan tempat-tempat strategis lainnya akan menjadi prioritas.

Untuk mencegah potensi kerusuhan, otoritas Rusia membatasi penjualan dan konsumsi alkohol sebelum dan sesudah pertandingan. Kepolisian Rusia juga telah dipersiapkan untuk mengenali anggota hooligan yang datang mendekati stadion.

Divisi khusus kepolisian Moskow berbahasa asing dipersiapkan membantu menyosialisasikan kepada para suporter tentang aturan selama di Rusia.

Presiden Rusia, Valdimir Putin, juga telah menyetujui undang-undang untuk memperberat hukuman bagi pelaku kerusuhan yang juga berlaku bagi suporter luar negeri.

Sementara itu, untuk merespons ancaman teror saat Piala Dunia 2018 berlangsung, Putin mempersiapkan Dinas Rahasia Russia (FSB) untuk turut membantu mengamankan Piala Dunia 2018.

Kebijakan-kebijakan antiteror lainnya juga telah disepakati oleh Presiden Putin menyambut Piala Dunia 2018.

Pesepakbola Rusia, Roman Pavlyuchenko yang lama berkarier di Inggris mencoba menepis kekhawatiran keamanan selama Piala Dunia 2018.

Ia meyakini penyelenggaraan Piala Dunia 2018 di Rusia akan berlangsung aman, terlepas dari ancaman hooligan dan lainnya.

"Saya yakin suporter akan senang dan saya yakin Piala Dunia 2018 akan menjadi Piala Dunia terbaik sepanjang sejarah. Semua suporter akan datang dan menikmatinya," tuturnya dikutip dari Mirror.

"Selalu ada kekhawatiran akan keamanan dimanapun kamu berada tetapi saya yakin penyelengara di sini, akan membuat para fan merasa aman," ungkapnya. (cup/jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER