Jakarta, CNN Indonesia -- Jika ada yang mengejutkan dari
Liga Primer Inggris musim ini, hal itu tentunya bukan
Manchester City menjadi juara dengan mengalahkan
Manchester United.
Bahkan sukses Man City memastikan gelar Liga Inggris dengan lima pertandingan tersisa bukanlah suatu kejutan. Kenapa? Karena The Citizens memang tim yang paling pantas merebut gelar Liga Inggris musim ini.
Man City seharusnya bisa menjadi juara Liga Inggris musim ini lebih cepat andai fokus mereka tidak terganggu laga perempat final Liga Champions melawan Liverpool.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepak bola memang bukan sekadar hitung-hitungan di atas kertas. Tapi, tidak dipungkiri lagi Man City punya skuat yang paling pantas difavoritkan menjadi juara Liga Inggris. Pep Guardiola punya skuat paling dalam di Liga Inggris saat ini.
 Manchester City punya skuat paling dalam di Liga Inggris musim ini. (Reuters/Andrew Couldridge) |
Sukses Man City menjadi juara Liga Inggris musim ini juga terbilang telat. Man City seharusnya sudah bisa menjadi juara liga sejak musim lalu. Namun, mereka hanya mampu finis peringkat ketiga di klasemen akhir.
Lalu kenapa Man City bisa menjadi juara Liga Inggris musim ini? Faktor yang paling signifikan adalah Guardiola sudah mampu beradaptasi dengan Liga Inggris. Guardiola mulai memahami Liga Inggris jauh berbeda dari Bundesliga dan La Liga.
Guardiola terbilang kaget pada musim pertama melatih di Liga Inggris. Gaya permainan, cuaca yang kurang bersahabat, dan jumlah pertandingan yang lebih banyak di Liga Inggris membuat Guardiola terkejut di musim pertama.
Konflik internal juga sempat mengganggu kerja Guardiola di musim pertamanya. Musim lalu Guardiola sempat berseteru dengan gelandang asal Pantai Gading, Yaya Toure, yang musim ini kembali lebih sering menjadi cadangan Man City.
Sejumlah masalah itu mampu diatasi Guardiola di musim kedua bersama Man City. Dan yang paling penting adalah Guardiola mulai terbiasa dengan tekanan, pujian berlebihan, dan kritikan yang diberikan media Inggris.
Tapi, bukan hanya masalah adaptasi yang membuat Guardiola mampu membawa Man City juara Liga Inggris musim ini. Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munchen itu juga harus bekerja keras memikirkan komposisi tim yang pantas untuk Man City musim ini.
 Sejumlah pemain senior kembali tampil apik bersama Manchester City musim ini. (REUTERS/David Klein) |
Guardiola dengan berani melepas sejumlah pemain senior yang sebelumnya berjasa mempersembahkan dua gelar Liga Primer Inggris bagi Man City, termasuk Bacary Sagna, Pablo Zabaleta, Aleksandar Kolarov, Gael Clichy, dan Samir Nasri.
Perubahan signifikan dilakukan Guardiola di posisi
fullback. Sebagai gantinya Guardiola membeli Kyle Walker, Danilo, dan Benjamin Mendy. Selain itu keputusan paling berani yang dilakukan Guardiola adalah mencadangkan Claudio Bravo.
Kiper asal Chile itu sempat menjadi pilihan utama Man City musim lalu. Guardiola bahkan berani membuang Joe Hart demi Bravo. Tapi, musim ini Bravo hanya menjadi pilihan kedua menyusul kedatangan kiper asal Brasil Ederson Moraes.
Perubahan signifikan itu termasuk kembali tampil apiknya sejumlah pemain senior seperti Vincent Kompany, Kevin de Bruyne, dan Sergio Aguero, membuat laju Man City merebut gelar Liga Inggris musim ini tak tertahankan.
(sry)