Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih
Bhayangkara FC Simon McMenemy mengatakan insiden oknum suporter melukai pelatih seperti yang terjadi di laga
Persib Bandung melawan
Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (15/4), hanya bisa terjadi di Indonesia.
Pelatih Persib Mario Gomez menjadi salah satu korban luka di laga Arema vs Persib yang berakhir rusuh karena ulah suporter yang masuk ke lapangan.
Pelatih asal Argentina itu mengaku terkena lemparan batu yang dilakukan oknum suporter saat kerusuhan berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Laga Arema FC vs Persib di Stadion Kanjuruhan berakhir rusuh. (ANTARA FOTO/H Prabowo) |
Simon mengatakan selama ini tidak ada perubahan yang dilakukan Federasi Sepak Bola Indonesia [PSSI] untuk mengatasi insiden suporter yang terus berulang.
"Saya kecewa, tapi sepertinya tidak ada yang berubah. Kita selalu membicarakannya, kalian juga selalu bertanya kepada saya, bagaimana tanggapan saya tentang ini dan itu," kata Simon.
Simon mengatakan kejadian kerusuhan suporter seperti di laga Arema vs Persib hanya terjadi di Indonesia. Situasi ketika suporter masuk ke lapangan dan menyerang pelatih lawan secara fisik dengan cara melemparnya dengan botol atau batu amat disesalkan mantan pelatih timnas Filipina itu.
"Ini situasi yang buruk dan sangat menakutkan. Anda tidak melihat hal seperti ini terjadi di negara lain. Menyerang secara verbal itu hal yang biasa, tapi tidak menyerang pelatih lawan secara fisik."
"Seharusnya ada hukuman penjara untuk seseorang yang seperti ini. Sama seperti di jalanan, ketika ada seseorang memukul seseorang di jalanan, maka dia harus masuk penjara," ungkap pelatih yang membawa Bhayangkara menjadi juara di Liga 1 2017 itu.
Pelatih asal Inggris itu menegaskan selama tidak ada pengaruh yang diterima klub atas tindakan suporter, perilaku onar suporter tidak akan berubah. Harus ada sanksi berat yang diterima klub untuk bisa membuat efek jera seperti pengurangan poin klasemen terhadap klub yang disebabkan ulah suporter.
"Selama timnya tidak terpengaruh apapun atas perilaku suporter, suporternya tidak akan pernah belajar. Tapi kalau suporternya tahu tindakannya itu bisa mempengaruhi tim, mereka akan berhenti dan kapok," ujar McMenemy.
(nva)