Jakarta, CNN Indonesia --
Komite Disiplin (Komdis) PSSI menyebut tak punya cukup bukti untuk menjatuhkan hukuman buat oknum pendukung
Arema FC yang melakukan serangan kepada pelatih
Persib Bandung Mario Gomez pada saat laga tandang melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (15/4).
Usai pertandingan yang berujung rusuh itu, Gomez mengklaim terkena lemparan batu dari arah penonton yang membuat dahinya terluka. Namun, setelah melihat video pertandingan, Komdis tidak bisa menemukan sosok pelaku pelemparan tersebut.
"Kami mengorek siapa yang melakukan pelemparan. Kami ingin tahu karena laporan yang kami terima dan lihat itu Gomez terluka saat sudah berada di dalam [ruang ganti] bukan di dalam stadion," kata Dwi Irianto, Anggota Komdis PSSI kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (20/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dalam penelusuran yang dilakukan Komdis, tidak ada cukup bukti yang bisa memastikan siapa pelaku pelemparan ke arah pelatih asal Argentina itu.
 Suporter Arema merangsek ke lapangan di pengujung laga. (ANTARA FOTO/H Prabowo) |
"Karena itu, atas kasus pelemparan yang diterima Gomez, kami membebankan sanksi kepada klub (Arema FC) karena tidak diketahui siapa yang melempar. Kalau diketahui pelakunya, yang dihukum si pelakunya," ungkapnya.
Dwi Irianto juga mengakui Komdis PSSI kesulitan membuktikan pelemparan itu dilakukan oknum suporter Arema karena berbeda dengan komite yudisial lainnya.
"Sulit untuk mengetahui pelakunya. Kami bukan seperti yudisial lain yang punya alat pendeteksi kebohongan. Kami tidak bisa intervensi. Kami ini berada di lingkup olahraga sepak bola yang menunjung tinggi sportivitas, kejujuran, dan itu semua diatur di kode disiplin," terangnya.
Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan membuat Arema disanksi denda Rp300 juta. Denda Rp250 juta akibat kerusuhan pendukung Arema dan Rp50 juta dijatuhkan karena kelalaian panitia pelaksana pertandingan.
Selain itu, Komdis juga memberikan sanksi penutupan sebagian tribune timur karena kerusuhan pada laga Arema vs Persib dipicu dari penonton yang berada di lokasi tersebut.
(jun/nva)