Jakarta, CNN Indonesia -- Pesepakbola berdarah
Indonesia Sandy Walsh mengungkapkan kesedihannya atas tragedi
bom gereja di Surabaya, Minggu (13/5).
Sandy Walsh mengaku dirinya kaget mendengar kabar soal aksi teror yang menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka tersebut.
"Saya bangun tidur pagi ini merasa sedih. Ketika saya melihat berita soal serangan bom. Bagaimana hal ini bisa terjadi di Indonesia? Negara yang damai dan kota seperti Surabaya," kata Sandy Walsh dalam pesan singkat kepada
CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Sandy Walsh masih memegang paspor Belanda. Ia masih dalam proses untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia lewat jalur olahraga melalui Timnas Indonesia.
 Beberapa gereja di Surabaya dibom pada Minggu (13/5) pagi. (ANTARA FOTO/Moch Asim) |
Darah Indonesia di tubuh Sandy Walsh diwarisi dari sang ibu, Brigitta Portier, yang dilahirkan dari orang tua asal Indonesia. Dalam wawancara eksklusif dengan
CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu, ia menyebut kakeknya berasal dari Surabaya dan neneknya dari Malang.
"Saya sangat sedih. Doaku untuk Surabaya. Rasa turut berduka cita yang dalam untuk keluarga dan sahabat di Surabaya," ungkapnya.
Mulanya, pemain belakang klub asal Belgia, SV Zulte Waregem itu diprediksi bakal membela Timnas Indonesia di Asian Games 2018. Namun dalam prosesnya tidak berjalan mulus.
PSSI dan pihak Sandy Walsh tidak memiliki kecocokan waktu. Sebab, Sandy mengaku tidak mungkin datang ke Indonesia untuk mengurus proses naturalisasinya tanpa undangan resmi dari PSSI.
(sry)