Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menegaskan nama
Istana Olahraga (Istora) Senayan adalah bagian dari warisan sejarah, sehingga seharusnya tidak boleh berganti nama.
Penegasan itu dilontarkan Imam menanggapi banyaknya pertanyaan yang muncul dari netizen melalui media sosial terkait pergantian nama gelanggang olah raga tersebut. Sampai saat ini, polemik perubahan nama Istora Senayan masih belum menemui kejelasan.
Imam meminta agar nama Istora tetap dipertahankan dan tidak boleh diganti siapapun.
"Apapun dan siapapun tidak berhak untuk mengubah nama ini karena disini ada pengorbanan, darah dan air mata untuk membangun GBK (Gelora Bung Karno). Karena itu kita harus bergotongroyong dan bersatu padu mempertahankan nama ini," tegas Imam dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (21/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Imam memahami fakta bahwa Pusat Pengelola Kawasan [PPK GBK] kekurangan biaya perawatan dan pemeliharaan kawasan GBK. Sebab itu, dibutuhkan dukungan dari pihak swasta melalui program sponsor untuk menutupi kekurangan biaya tersebut.
Meski demikian, Menteri asal Bangkalan, Madura itu meminta agar masuknya sponsor dilakukan secara profesional tanpa harus mengubah nama Istora.
Imam juga mengingatkan soal keberadaan Istora yang telah menjadi bagian dari semangat para atlet Indonesia untuk menorehkan prestasi di berbagai ajang kompetisi. Selain bulutangkis, beberapa cabang olahraga lain juga pernah mencatatkan sejarahnya di Istora Senayan.
Seperti saat legenda tinju Indonesia Ellyas Pical memukul jatuh petinju Korea Selatan Chun Ju Do di hadapan sekitar 12 ribu penonton Istora pada 3 Mei 1985. Pukulan itu juga yang membuat Indonesia untuk pertama kali memiliki gelar juara dunia tinju kelas bantam junior IBF.
"Sudah barang tentu kita ingin GBK terus melahirkan prestasi prestasi hebat berikutnya di tanah air," ungkapnya.
(lav)