Jakarta, CNN Indonesia --
Real Madrid memiliki catatan positif di
Liga Champions ketika menyudahi kompetisi domestik di peringkat ketiga.
Madrid menjadi kampiun Liga Champions ketika menghuni peringkat ketiga di La Liga pada tahun 1956, 2002, dan 2014.
Musim ini Los Blancos kembali berpeluang mengulang keberhasilan di pentas Eropa kendati gagal menjadi penguasa La Liga.
Madrid yang terlihat labil di awal musim 2017/2018 ternyata mampu menyelamatkan kans di Liga Champions.
 Real Madrid menaklukkan Paris Saint-Germain pada babak perdelapan final Liga Champions 2017/2018. (REUTERS/Benoit Tessier) |
Gagal bersaing di kompetisi domestik dan tersandung di kejuaraan Copa del Rey, anak asuh Zinedine Zidane melewati adangan klub-klub papan atas Eropa.
Sejak fase grup hingga semifinal, Madrid bertemu Tottenham Hotspur, Paris Saint-Germain, Juventus, dan Bayern Munchen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang pelatih pun pernah merasakan gelar juara Liga Champions ketika kehilangan daya saing di La Liga. Zidane turut mengangkat trofi Si Kuping Besar pada musim 2002 ketika Madrid berada di bawah Valencia dan Deportivo La Coruna.
Bahkan ketika berpesta di Eropa pada 1998 dan 2000, posisi El Real di liga domestik terpuruk di peringkat keempat dan kelima.
Kesebelasan asal ibu kota Spanyol itu malah jarang meraih sukses ganda di Eropa dan Spanyol. Hanya tiga musim Madrid meraih gelar La Liga dan Liga Champions bersamaan, yakni pada tahun 1957, 1958, dan 2017.
Menurut catatan
Marca, jika berhasil mengalahkan Liverpool maka Madrid akan meraih lebih banyak gelar Liga Champions dibanding La Liga sejak 1998.
Musim ini Madrid berharap dapat meraih gelar Liga Champions untuk kali ketiga secara beruntun sekaligus meraih gelar ke-13 di kompetisi antarklub nomor satu di Eropa.
(sry)