Jakarta, CNN Indonesia -- Tunggal pertama Jepang, Kento Momota mengaku senang dan berharap bisa membawa Jepang juara
Piala Thomas 2018 usai dirinya terbebas dari sanksi akibat judi ilegal.
Momota absen memperkuat tim Jepang pada Piala Thomas 2016 karena harus menjalani hukuman dari Federasi Badminton Jepang (NBA) selama setahun sejak 27 April 2016.
Momota terbukti terlibat perjudian ilegal bersama rekan pebulutangkis Jepang lainnya, Kenichi Tago. Akibat hukumannya itu, ia juga kehilangan tempat di timnas Jepang untuk tampil di Olimpiade 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Momota merasa terpukul hingga dirinya harus mengucilkan diri di daerah terpencil di Jepang. Setelah lepas dari masa hukuman, ia kembali dipercaya membela skuat Negeri Sakura.
 Harapan Kento Momota tampil di Olimpiade 2016 sirna karena ia terkena sanksi larangan bermain akibat judi ilegal. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman) |
Pada laga menghadapi tunggal Jerman, Alexander Roovers, di Stadion Impact Arena, Selasa (22/5), Momota berhasil menang dua gim langsung dengan skor 21-15 dan 21-13 sekaligus mempersembahkan satu poin bagi Jepang.
"Tentu perasaannya seperti tampil pertama kali karena selalu ada tekanan luar biasa ketika bermain di Piala Thomas. Namun, tentu senang rasanya bisa kembali di ajang sebesar ini," ujar Momota usai mengalahkan Roovers.
Momota pernah merasakan pengalaman terindah di Piala Thomas ketika pada 2014 ikut mengantarkan tim Samurai meraih trofi dengan mengalahkan Malaysia di babak final. Saat itu ia turut menyumbang satu poin setelah mengalahkan tunggal Malaysia, Chong Wei Feng, 21-15 dan 21-17.
Saat ini pebulutangkis 23 tahun tersebut ingin mengulangi masa-masa sukses empat tahun silam bersama tim Jepang di Piala Thomas.
"Fokus saya adalah terus mempersembahkan kemenangan dan berkontribusi untuk membantu Jepang. Saya ingin kembali meraih trofi Thomas. Luar biasa rasanya jika bisa juara lagi," tutur Momota.
Saat ditanya soal kekuatan tim Indonesia, Momota enggan menjawabnya karena terpenting adalah konsentrasi di setiap pertandingan fase grup. Ia baru akan mengomentari kekuatan Indonesia jika memang timnya bertemu di fase knock-out.
(ptr/nva)