Jakarta, CNN Indonesia -- Jelang laga final
Piala Dunia 2018 melawan Kroasia di Stadion Luzhniki, Minggu (15/7),
timnas Prancis memiliki rapor buruk kerap lengah dan kebobolan di babak kedua.
Total tiga dari empat gol yang bersarang di gawang Hugo Lloris terjadi di babak kedua selama pagelaran Piala Dunia tahun ini.
Menurut data
Soccerway, Les Bleus, memiliki rataan kebobolan pertama di menit ke-51. Tim asuhan Didier Deschamps itu juga kerap kebobolan 0,67 gol per laga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prancis untuk kali pertama kebobolan di Piala Dunia 2018 saat menghadapi Australia di pertandingan pembuka Grup C.
Saat itu Mile Jedinak membobol gawang Lloris melalui titik penalti pada menit ke-62 setelah bek Samuel Umtiti dianggap melakukan handball.
 Lini belakang timnas Prancis kerap lengah di babak kedua. (REUTERS/Michael Dalder) |
Sedangkan gol kedua Prancis terjadi di babak 16 besar ketika menghadapi Argentina. Saat unggul 1-0 berkat penalti Antoine Griezmann, Prancis kebobolan melalui gol Angel Di maria menit ke-41.
Timnas Prancis yang tengah fokus dalam bertahan tidak menyadari posisi Di Maria yang berada di depan kotak penalti juara Piala Dunia 1998 itu.
Tanpa kesulitan Di Maria melepaskan tendangan keras kaki kiri yang mengarah ke sudut kiri gawang Lloris. Proses gol kedua Tim Tango pada menit ke-48 juga tidak jauh berbeda dengan gol Di Maria.
 Kroasia bisa memanfaatkan kelemahan timnas Prancis yang kerap lengah di babak kedua. (REUTERS/Darren Staples) |
Ketika itu lini belakang Prancis lebih fokus kepada Lionel Messi yang tengah memegang bola. Namun pemain-pemain Prancis tidak menjaga Gabriel Mercado yang berposisi sejajar dengan bek Les Bleus.
Begitu Messi melepaskan tembakan kaki kiri, lini belakang Prancis tidak menyangka jika tendangan itu mengenai Mercado sehingga mengubah arah bola dan masuk ke gawang Lloris.
Untuk gol ketiga Argentina yang terjadi pada menit ke-90+3 juga karena kelengahan lini belakang Prancis. Ironisnya bek-bek Prancis yang memiliki postur lebih tinggi seperti Raphael Varane dan Benjamin Pavard justru kecolongan dengan Sergio Aguero yang berpostur lebih pendek.
Ketika Messi melepaskan umpan lambung ke kotak penalti dari sisi tengah, Varane justru melompat lebih dulu. Sementara Aguero berlari dari belakang dan dengan mudah menyundul bola untuk membobol gawang Lloris.
Pelatih Prancis Didier Deschamps perlu lebih waspada dengan kelemahan timnya tersebut. Sementara Kondisi itu bisa menjadi keuntungan dan dimanfaatkan Kroasia untuk laga final nanti.
(vws)