Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih
timnas Kroasia Zlatko Dalic menyebut bahwa penalti tak seharusnya diberikan kepada
timnas Prancis di laga final
Piala Dunia 2018. Namun demikian, ia tetap menghormati keputusan yang didasarkan atas pengamatan Video Assistent Referee (VAR).
"Di final Piala Dunia, Anda tak bisa memberikan penalti itu," ucapnya, dikutip dari
Marca.
"Ini penilaian soal penalti. Itu saja. Saya tak ingin mengatakan hal yang buruk soal wasit, saya sangat menghargai jajaran ofisial pertandingan," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada laga final yang digelar di Stadion Luzhniki, Moskow, Minggu (15/7), wasit asal Argentina Nestor Pitana memberikan hadiah penalti untuk Les Bleus pada menit ke-37 usai melihat rekaman VAR.
 Antoine Griezmann mengeksekusi hadiah penalti ke gawang Kroasia. ( REUTERS/Dylan Martinez) |
Sebelumnya, Ivan Perisic menyentuh bola dengan tangannya di dalam kotak penalti. Antoine Griezmann kemudian menyelesaikan eksekusi penalti dengan dingin.
"Saya hanya ingin berpandangan positif. Saya sangat menghargai VAR. Ini bagus untuk sepak bola," tukas Dalic.
 Kiper timnas Kroasia Danijel Subasic tak mampu berbuat banyak di laga final. ( REUTERS/Christian Hartmann) |
Baginya, para pemain Kroasia tak perlu meratapi kekalahan ini dan sebaliknya harus bangga. Sebab, timnya sudah berjuang hingga detik akhir dan menampilkan permainan yang dominan.
"Saya mengucapkan selamat kepada para pemain saya, ini mungkin pertandingan terbaik yang kami mainkan dalam turnamen ini. Kami mengontrol pertandingan, tapi kami kebobolan. Anda tak boleh melakukan kesalahan saat melawan tim kuat seperti Prancis. Kami sedikit sedih tapi kami harus bangga juga atas yang kami lakukan," tuturnya, dikutip dari situs FIFA.
Anak asuhnya, lanjut Dalic, hanya kurang keberuntungan. "Kami pernah memiliki keberuntungan di Piala Dunia, tapi tidak di laga final," ujarnya.
Pada pertandingan itu, Kroasia mengendalikan pertandingan dengan penguasaan bola hingga mencapai 61 persen berbanding 39 persen milik Prancis.
Namun, Vatreni hanya menciptakian tiga
shots on target, sementara Prancis memiliki 6 tembakan tepat sasaran.
(bac)