Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Bulutangkis China berada dalam kondisi kurang meyakinkan jelang Kejuaraan Dunia 2018 yang akan berlangsung di Nanjing, 31 Juli hingga 5 Agustus mendatang.
China sukses mendominasi bulutangkis dunia dalam dua dekade terakhir. Khusus untuk Kejuaraan Dunia, China selalu jadi juara umum sejak 2001 alias dalam 12 kali kesempatan. Bahkan dua di antaranya, 2010 dan 2011, mereka mampu melakukan sapu bersih.
Namun, nama besar China di dunia bulutangkis perlahan mulai luntur. Sejumlah indikasi kuat sudah terlihat dengan ada negara lain yang membuat kekuatan bulutangkis jadi lebih merata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perolehan gelar BWF musim ini untuk kategori Super 1.000, 750, 500, dan 300, China baru meraih 10 gelar. China kalah dari Indonesia (12 gelar) dan Jepang (19).
Untuk turnamen level 1.000 yang telah berlangsung, All England dan Indonesia Terbuka, China bahkan hanya mampu meraih satu gelar lewat Shi Yuqi di All England. Jepang dan Indonesia sama-sama meraih tiga gelar di turnamen level 1.000 tersebut.
 Lin Dan masih jadi andalan China di nomor tunggal putra. (Reuters/Peter Cziborra) |
Saat ini sendiri China tengah dalam masa transisi. Ada sejumlah sektor yang masih mengandalkan pemain-pemain senior namun ada pula pemain-pemain muda yang diandalkan oleh mereka.
Di nomor tunggal putra, dua pemain veteran Lin Dan dan Chen Long akan jadi andalan untuk merebut gelar bersama pemain muda yang tengah bersinar Shi Yuqi.
Ambisi tunggal putra China akan mendapatkan tantangan berat dari dua pemain muda yang tengah bersinar, Viktor Axelsen (Denmark) dan Kento Momota (Jepang).
Pada nomor tunggal putri, kekuatan China menurun drastis jika dibandingkan dengan era kejayaan lima tahun lalu.
Chen Yufei dan He Bingjiao adalah andalan untuk meraih gelar. Namun, persaingan ketat di nomor ini membuat mereka sulit diharapkan untuk bisa jadi juara.
Tai Tzu Ying, Akane Yamaguchi, Sindhu P.V, Nozomi Okuhara, hingga Ratchanok Intanon adalah nama-nama yang bakal membuat Chen Yufei dan He Bingjiao kesulitan mencapai partai puncak.
 Tai Tzu Ying adalah unggulan pertama di nomor tunggal putri. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Susah Payah di Nomor GandaPada nomor ganda putra, China punya juara dunia 2017 Liu Cheng/Zhang Nan dan Li Junhui/Liu Yuchen. Mereka berdua ada di blok bawah.
Untuk nomor ganda putra, ganda Indonesia Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon adalah favorit utama peraih gelar juara dunia tahun ini. Selain itu ada ganda-ganda Denmark seperti Mathias Boe/Carsten Mogensen dan Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding.
Dua ganda China tersebut terhindar dari Kevin/Marcus dalam perjalanan menuju final, namun harus melalui tantangan Petersen/Kolding, Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia), dan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) untuk bisa lolos ke partai puncak.
 Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon jadi unggulan pertama nomor ganda putra. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Di nomor ganda putri, kekuatan China juga menurun bila dibandingkan era kejayaan Yu Yang dan kawan-kawan.
Chen Qingchen/Jia Yifan memang jadi unggulan pertama, namun mereka akan 'dikeroyok' oleh ganda-ganda Jepang seperti Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo, dan Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto yang menempati unggulan empat besar.
Ada pula tantangan dari Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Lee Soo Hee/Shin Seung Chan (Korea Selatan) yang juga tak bisa diremehkan begitu saja.
Selain Chen/Jia, China juga mengharapkan Du Yue/Li Yunhui, Huang Yaqiong/Yu Xiaohan, dan Huang Dongping/Li Wenmei di nomor ganda putri.
Pada nomor ganda campuran, absennya Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir bisa jadi keuntungan untuk wakil China. Peluang terbesar China meraih gelar bisa jadi ada di nomor ini.
Zheng Siwei/Huang Yaqiong, Wang Yilyu/Huang Dongping dan Zhang Nan/Li Yinhui bisa berharap meraih gelar juara. Tantangan berat mungkin akan datang dari Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Hong Kong), Mathias Christiansen/Christinna Pedersen (Denmark), Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris), Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), dan Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja.
(har)