Jakarta, CNN Indonesia -- Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (
PSSI) mengaku mengetahui desakan agar Edy Rahmayadi mundur dari jabatan ketua umum di federasi sepak bola Indonesia.
Wakil ketua umum PSSI Joko Driyono menerima tuntutan mundur kepada mantan Pangkostrad tersebut sebagai pendapat yang wajar dari masyarakat.
"Sebagai kritik terhadap kinerja organisasi, tentu kita dengan terbuka menerima," ujar Joko kepada CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Kepala Hubungan Media PSSI Gatot Widakdo menyatakan Edy akan menjabat sebagai ketua umum hingga masa pengabdiannya berakhir pada 2020.
"Edy tetap berkomitmen penuh dengan tetap memberi perhatiannya kepada federasi. Soal pak Edy tetap jadi Ketum, ini bukan soal kekuasaan. Ketua umum lebih untuk pengabdian. Pak Edy merasa senang jika akhirnya semua bisa solid dan PSSI maju. Karena, jika ada perpecahan, organisasi dan pembinaan tidak akan bisa jalan," kata Gatot.
Edy Rahmayadi terpilih menjadi Ketua Umum pada Kongres PSSI di Jakarta pada 2016 setelah memperoleh 76 suara dari total 107 pemilik suara sah. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A) |
Desakan mundur tersebut di antaranya datang dari kelompok yang mengatasnamankan diri sebagai Indonesia Football Community. Mereka menganggap posisi Edy sebagai Gubernur Sumatera Utara akan berbenturan dengan komitmen memajukan sepak bola Indonesia.
"Tanpa ada tugas sebagai pejabat publik saja sepakbola kita sudah jalan ditempat, apalagi ketua umum PSSI merangkap dengan sebuah jabatan publik?" demikian pernyataan Indonesia Footbal Community.
Dalam petisi daring di situs change.org terkait tuntutan mundur kepada Edy yang digagas Emerson Yuntho pada 9 Juli 2018, sudah terdapat 57.284 pendukung.
Ada tiga alasan desakan mundur ini yaitu agar Edy Rahmayadi bisa fokus mengurus Provinsi Sumatera Utara, larangan rangkap jabatan bagi kepala daerah, dan mencegah konflik kepentingan.
Setelah ambil bagian dalam Pilkada Sumut, Edy terlihat kembali berada di stadion menyaksikan pertandingan Piala AFF U-16 2018 antara Indonesia dan Filipina yang berlangsung di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Minggu (29/7).