ASIAN GAMES 2018

Banyak Kursi Kosong di Asian Games 2018, OCA Tegur INASGOC

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Jumat, 24 Agu 2018 17:26 WIB
OCA memberikan teguran kepada Indonesia Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) lantaran banyaknya kursi kosong di beberapa venue pertandingan.
Banyaknya kursi kosong terjadi dalam pertandingan bola tangan Asian Games 2018. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Olimpiade Asia (OCA) memberikan teguran kepada Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) lantaran banyaknya kursi kosong di beberapa venue pertandingan.

Dalam surat OCA per tanggal 21 Agustus 2018 yang ditandatangani Sekjen OCA Husain Al-Musallam, OCA melihat masih banyak kursi kosong di berbagai venue pertandingan Asian Games 2018 diisi oleh manajer pertandingan atau manajer venue yang berasal dari federasi nasional cabang olahraga.

OCA mengatakan kondisi kursi kosong itu membuat penampilan venue tidak bagus, khususnya untuk kepentingan siaran televisi. Selain itu, kebijakan itu dibuat OCA semata-semata untuk memenuhi kepentingan penonton yang ingin menyaksikan pertandingan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelumnya OCA telah menginstruksikan supaya kursi yang diberikan untuk ofisial tidak lebih dari 10 persen kapasitas venue. Kami akan berterima kasih jika Anda menginformasikan hal ini kepada ofisial venue terkait," demikian pernyataan OCA.

Menanggapi hal itu, Deputi II Bidang Administrasi Pertandingan Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) Francis Wanandi kepada CNNIndonesia.com mengatakan akan menjalankan perintah OCA tersebut.

Angkat besi juga termasuk cabor yang minim dukungan dari suporter Indonesia.Angkat besi juga termasuk cabor yang minim dukungan dari suporter Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
"Kami menyambut gembira juga surat itu. Sekarang kami akan mengutamakan kepentingan penonton supaya kursi-kursi yang sudah dipesan tidak kosong. Kami terima dengan baik kebijakan OCA yang tadinya bisa 20 persen, sekarang diturunkan jadi 10 persen saja yang bisa dipesan," kata Francis melalui sambungan telepon.

Lebih lanjut Francis menambahkan kuota 10 persen yang dimaksud OCA adalah kuota yang bisa dipakai untuk kepentingan media, broadcasting, atlet dan termasuk tamu VIP.

"Itu yang tidak boleh lebih dari 10 persen totalnya sehingga yang 90 persen itu bisa dijual ke penonton. Jadi penonton bisa lebih banyak yang nonton dan bisa beli tiketnya."

Francis juga tidak mau menyalahkan petugas penjual tiket yang menyebut tiket habis kepada penonton sementara di venue masih banyak bangku kosong tak berpenghuni. Seperti halnya yang terjadi saat pertandingan final tim beregu putra bulutangkis antara Indonesia melawan China di Istora Senayan, Rabu (22/8).

"Panitia kan tiketnya suka banyak yang dipesan tapi banyak yang tidak hadir, jadi kesannya kosong. Tukang tiket bilangnya jualannya sold out tapi mendadak kosong. Bukan salah petugas tiketnya juga, bagian tiket kan hanya menjual sesuai alokasi tiket yang belum terjual," terangnya. (sry/har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER