Jakarta, CNN Indonesia -- Pebalap BMX asal Jepang Yoshitaku Nagasako yang berhasil meraih emas di
Asian Games 2018 mengaku hanya punya waktu latihan tiga hari menjajal lintasan Pulomas BMX Center.
Pebalap yang akrab disapa Yoshi itu tiba di Jakarta sejak Senin (20/8). Tapi, ia baru mulai latihan sekaligus menjajal track BMX pada Rabu (22/8) atau tiga hari sebelum lomba digelar.
Jelang lomba, Yoshi mengaku sudah bangun sejak subuh untuk persiapan, meskipun perlombaan baru dimulai pukul 09.00 WIB. Tidak ada rasa tegang atau grogi yang menghantui Yoshi sebelum pertandingan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, saya sudah bangun sejak pukul 4.30 pagi. Saya tahu saya akan menang, tapi pada balapan tadi saya sedikit menantang diri saya, seberapa jauh saya bisa melewati pencapaian saya di race sebelumnya," kata Yoshi sesaat sebelum naik podium untuk dikalungksn medali emas Asian Games-nya.
 Yoshitaku Nagasako mengakui adaptasi singkat menjadi kunci keberhasilan meraih emas Asian Games 2018. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah) |
Menurutnya, trek BMX yang ada di Pulomas tidak jauh berbeda dengan trek BMX pada umumnya. Trek yang dirancang mantan atlet BMX kelas dunia, Tom Ritz, itu disebut Yoshi memiliki campuran tipe lintasan lebih panjang.
"Menurut saya itu trek yang bagus. Tidak mudah buat saya. Saya datang hari Senin, tiga hari lalu mencobanya, kemarin, dan hari ini," ujarnya.
lorenzo
Soal strategi, pebalap 25 tahun itu mengakui bahwa ia menyimpan tenaga di penyisihan balapan pertama. Kemudian, bertahap ia terus meningkatkan tenaganya di balapan kedua, ketiga sampai final.
Hasil itu membuat Yoshi menjadi penyumbang medali emas pertama buat Jepang dari cabang olahraga balap sepeda. Sebelumnya, Jepang sudah mendapatkan dua perak dan dua perunggu dari nomor individual time trial dan individual road race.
(nva)