Jakarta, CNN Indonesia --
Galang Hendra Pratama mencuri perhatian dengan kemampuan bersaing di papan atas World Super Sport 300 2018 dan kebiasaannya di saat start.
Pebalap asal Bantul itu baru menjalani musim perdana di WorldSSP300, namun sudah berhasil menembus peringkat enam dengan nilai 52.
Selain kemampuan bersaing dengan pebalap-pebalap Eropa, Galang juga tidak seperti pebalap pada umumnya yang ditemani gadis payung pada saat start.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih ditemani gadis pembawa payung, Hendra ditemani kru dari tim Biblion Yamaha MotoX Racing.
"Sudah kebiasaan dari dulu," ujar Galang singkat ketika ditanya mengenai alasannya tidak menggunakan
umbrella girl di awal start.
Ketika ditanya lebih lanjut apakah pebalap 19 tahun itu grogi jika ditemani seorang gadis pembawa payung, Galang hanya tertawa.
 Galang Hendra memulai musim perdana di WSSP300 pada musim balap 2018. (Dok. PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing) |
"Tapi Galang ini punya kebiasaan bagus, ketika dia grogi atau tidak konsentrasi, dia ambil air wudu," ujar Yordan Satriadi, Asisten GM Marketing Strategy Planning & Promotion Yamaha yang mendampingi Galang.
Keberhasilan Galang melesat di ajang balap motor dunia tersebut tidak terlepas dari kebiasaan positifnya dalam menjaga kebugaran dengan pola makan sehat dan program menjalani latihan fisik sehari-hari.
"Soal makanan tidak ada masalah. Paling kalau kangen makan gudeg kalengan yang dibawa dari sini [Indonesia]," ucap Galang yang juga menolak ketika disodori makanan kecil berupa gorengan.
"Kalau soal latihan memang harus rutin, kalau di sana [ketika berada di Eropa] ada latihan sepeda 120 kilometer, di sini [di Indonesia] 40 kilometer," terang pebalap binaan bLU cRU yang sedang menjalani liburan tengah musim.
Selain menggenjot fisik dengan latihan bersepeda, ketika berada di Indonesia Galang juga melatih insting balap dengan simulator buatan sendiri.
(har)