Selangor, CNN Indonesia -- Usai gagal meraih tiket menuju Piala Dunia U-17 2018, pelatih
Timnas Indonesia U-16 Fakhri Husaini berharap kompetisi di level dini makin digarap dengan serius oleh PSSI dan pemerintah.
Timnas Indonesia U-16 gagal lolos ke Piala Dunia U-17 setelah kalah 2-3 dari Australia di babak perempat final Piala Asia U-17 2018. Fakhri menyebut timnas Australia punya pondasi tim yang kuat.
"Mereka tim yang bagus, kompak, punya dasar sepak bola kuat, dan kerja sama yang baik."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang membedakan (dengan Timnas Indonesia U-16), tim mereka berasal dari negara yang kompetisi usia mudanya sudah cukup baik. Jadi kelihatan organisasi permainan, bertahan dan menyerang dengan baik," ujar Fakhri dalam wawancara seusai pertandingan.
 Timnas Indonesia U-16 gagal lolos ke Piala Dunia U-17. (AFC/Adam Aidil Padali) |
Timnas Indonesia U-16 ini sendiri sudah melalui proses persiapan yang panjang. Namun hal itu masih belum cukup. Fakhri ingin kompetisi usia dini lebih diperhatikan.
"Ya (harus) menggelar kompetisi, tidak ada jalan pintas untuk mendapat tim usia muda yang berkualitas selain berkompetisi," kata Fakhri.
Selama ini sejumlah kompetisi usia dini sudah marak digelar, namun Fakhri berharap kompetisi usia dini lebih terintegrasi sehingga pengamatan dan pemantauan lebih mudah dilakukan.
 Timnas Indonesia U-16 sempat unggul di babak pertama. (AFC/Adam Aidil Padali) |
"Kalaupun sudah ada kompetisi yang digelar oleh pemerintah atau swasta, mungkin bisa lebih baik kalu kompetisi bisa berjalan bersama. Komunikasi PSSI, pemerintah, komunikasi antar stake holder untuk membangun kompetisi sepak bola usia muda yang berkelanjutan."
"Kompetisi yang baik adalah kompetisi yang terintegrasi," ucap Fakhri.
Tahun ini, kompetisi Liga 1 U-16 Elite Pro Academy sendiri sudah mulai digelar. Kompetisi digelar pada 15 September hingga 16 Desember.
(nva/ptr)