Miftahul Jannah Coba Terobos Aturan Larangan Jilbab di Judo

Tim | CNN Indonesia
Selasa, 09 Okt 2018 14:24 WIB
Pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah mengaku ingin mencoba menerobos aturan yang melarang penggunaan kerudung di pertandingan judo Asian Para Games 2018.
Miftahul Jannah mengaku ingin mencoba menerobos peraturan larangan jilbab di judo. (ANTARA FOTO/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah mengaku ingin mencoba menerobos aturan yang melarang penggunaan kerudung atau jilbab di pertandingan judo Asian Para Games 2018.

Miftahul Jannah mengaku tahu bahwa penggunaan jilbab dilarang dalam pertandingan judo. Hanya saja atlet asal Aceh ini bertekad untuk mematahkan larangan tersebut.

"Miftah ingin menerobos itu [aturan]. Miftah menantang karena ingin mempertahankan prinsip untuk diri sendiri dan atlet muslim lain juga harus mempertahankan hijabnya [jilbab]," ujar Miftah dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (9/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Miftah menilai antara prinsip dalam hidup dan regulasi dalam pertandingan harus sama-sama dijalankan. Kendati demikian ia tidak menyesal didiskualifikasi dari Asian Para Games 2018 karena mempertahankan prinsipnya menggunakan jilbab.

"Hijab [jilbab] itu membahayakan di judo. Karena di judo belum ada jilbab khusus, kalau ada teknik katame waza [kuncian] bisa menimbulkan hal fatal buat kita," Miftah menuturkan.

Menurut Miftah (tengah), prinsip dan regulasi sama-sama harus ditegakkan.Menurut Miftah (tengah), prinsip dan regulasi sama-sama harus ditegakkan. (ANTARA FOTO/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
Sementara itu, pelatih blind judo Indonesia Ahmad Bahar berkilah timnya sudah mengajukan kelonggaran untuk menggunakan jilbab di Asian Para Games 2018.

Menurut Bahar, pada technical meeting sehari sebelum pertandingan, penggunaam jilbab jelas dilarang Federasi Judo Internasional (IJF).

"Kami sudah protes ke panitia bahawa ini prinsip dari atlet [memakai hijab] supaya bisa diberi kelonggaran tapi IBSA tidak memberikan toleransi karena mengacu ke aturan internasional," ucap Bahar.

Pejudo Arab Saudi Wojdan Shaherkani (putih) memodifikasi jilbabnya di Olimpiade 2012.Pejudo Arab Saudi Wojdan Shaherkani (putih) memodifikasi jilbabnya di Olimpiade 2012. (AFP PHOTO/MIGUEL MEDINA)
"Kami berusaha sebisa mungkin dan kita harus harus menghormati regulasi IJF. Ke depannya, bisa menggunakan hijab yang lembut dari karet, yang penting bisa menutupi rambut ke depannya," Bahar menambahkan.

Dikutip dari Reuters, kasus serupa pernah terjadi di Olimpiade London 2012. Di mana pejudo putri Arab Saudi Wojdan Ali Seraj Abdulrahim Shaherkani sempat dilarang tampil oleh pengurus judo karena dianggap membahayakan.

Shaherkani akhirnya diizinkan tampil di London setelah mendesain penutup kepala yang dianggap aman untuk olahraga judo. (tff/sry)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER