Timnas Indonesia U-19 Inspirasi Para Pengidap Kanker

CNN Indonesia
Kamis, 25 Okt 2018 05:46 WIB
Laga Timnas Indonesia U-19 di Piala Asia U-19 di SUGBK jadi penumbuh semangat hidup anak-anak pengidap kanker.
Ada anak-anak para pengidap kanker di antara barisan pengantar skuat Timnas Indonesia U-19. (CNN Indonesia/ Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Senyum Alarick Al Ghifari merekah di ruang tunggu Stadion Utama Gelora Utama Bung Karno (SUGBK), Rabu (24/10) sore,

Alarick bersama 14 orang temannya yang juga terdiagnosa kanker, berkesempatan untuk menyaksikan pertandingan penyisihan Grup A Piala Asia U-19 antara Timnas Indonesia U-19 lawan Uni Emirat Arab (UEA) di SUGBK. Ia datang ke sana bersama sang ibu, Dyah Chandra.

Wajah Alarick dan kawan-kawan lain yang rata-rata mengidap leukimia, tampak begitu ceria dan antusias menyambut pengalaman pertama mereka menonton langsung di SUGBK. Sama sekali tidak terlihat dari penampilan fisik dan semangat kegembiraannya bahwa mereka semua terdiagnosa kanker.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya di sini mau menonton bola. Suka sepak bola dari kecil, umur tiga tahun," kata Alarick kepada CNNIndonesia.com sebelum laga dimulai.

"Sekarang umur saya lima tahun. Saya suka sepak bola karena gocekannya," katanya menambahkan.

Para pengidap kanker sel darah putih mendapat undangan khusus menonton Timnas Indonesia U-19. (Para pengidap kanker sel darah putih mendapat undangan khusus menonton Timnas Indonesia U-19. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)
Sepak bola bagi Alarick menjadi hiburan. Ia merasa antusias setiap kali menyaksikan si kulit bundar dimainkan 22 pemain di lapangan.

Apalagi, jika bola tersebut dimainkan pemain hebat seperti penyerang Barcelona Lionel Messi dan bintang Juventus Cristiano Ronaldo. Dua pemain dunia itu adalah idola Alarick.

"Saya tidak ada yang kenal pemain di Timnas Indonesia U-19. Tapi semoga saja menang 19-0 lawan UEA, kita bantai," ucap dia.

Leukimia

Alarick dan Dyah menjadi bagian dari komunitas pengidap kanker di Rumah Sakit Fatmawati.

Dyah mengabarkan saat ini kemoterapi anak bungsu dari tiga bersaudara itu selama empat tahun sudah selesai. Alarick, ucapnya, terkena leukemia saat umur setahun lima bulan.

"Dan dia kemoterapi selama empat tahun, setelah itu menjaga kondisi. Kontrol ke dokter sebulan sekali, tiga bulan sekali, dan enam bulan sekali. Lalu sekarang sudah setahun sekali," ujar ibu berusia 48 tahun ini.

"Dia salah satu pejuang, dia contoh untuk teman-teman dia yang lain. Leukemia tidak semuanya meninggal, masih bisa dilawan dan dia salah satu contoh yang bisa ditiru bahwa 'Ini loh, aku contoh'." ujarnya melanjutkan.

Kesibukan Alarick, lanjut Dyah, sekarang adalah sekolah di kelas satu sekolah dasar. Kemoterapi membuat anaknya telat masuk sekolah.

Alarick sangat ramah diajak bicara, dan Dyah pun membenarkan. Ibu rumah tangga asal Ciganjur ini menyampaikan anak-anak di komunitas tersebut memang murah senyum.

"Leukemia tidak hanya turunan, jadi banyak faktor yang menyebabkan kanker dan itu tidak bisa diprediksi langsung. Kecuali memang ada penelitian khusus," tutur Dyah.

"Semuanya semangat dan harus semangat. Saya suka sepak bola, kebetulan saya suka. Tapi untuk nonton langsung nonton di stadion, jarang ya karena saya pegang anak-anak hebat [pengidap leukimia] seperti itu," tuturnya kembali.

Alarick , Dyah, dan yang lainnya bisa datang ke SUGBK berkat program 'Grant A Wish' yang dibentuk Alumni Sekolah Islam Al Azhar Angkatan 89 (ASIA 89).

Dari raut muka Dyah tak bisa berbohong bahwa dia terharu dan sangat senang bisa nonton di SUGBK yang merupakan stadion terbaik di Indonesia.

"Ini pertama kali kami nonton ke stadion, anak-anak saya mayoritas laki-laki itu suka sepak bola. Dan mereka senang sekali saat tahu ada yang mengajak ke GBK, karena ini hal yang tidak mungkin dan selama ini mereka merasa 'Kapan ya aku bisa ke sini [GBK]?' Ini semua pertama kali bagi kami dan semoga kami bisa diundang lagi," pungkas dia. (map/sry)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER