Franco Baresi, Nomor Enam Rossoneri yang Abadi

CNN Indonesia
Rabu, 08 Mei 2019 14:10 WIB
Franco Baresi adalah kombinasi kehebatan dan kesetiaan. Tak salah bila nomor enam miliknya kemudian diabadikan.
Franco Baresi setia bersama AC Milan sepanjang kariernya. (REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kehebatan dan kesetiaan seringkali tak seiring jalan. Namun ketika dua hal itu berjalan berdampingan, maka lahirlah sosok-sosok spektakuler. Franco Baresi berdiri di barisan itu.

Baresi tidak tinggi besar, juga tidak cepat. Namun ia adalah pengambil keputusan yang tepat Dengan hal itu, Baresi terlihat tinggi, besar, dan cepat di lini belakang AC Milan dan timnas Italia.

Baresi adalah Milan. Baresi adalah tembok kuat pertahanan. Baresi adalah penghalau serangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama Baresi adalah jaminan hadirnya kenyamanan di lini belakang. Bersama Alessandro Costacurta, Paolo Maldini, Mauro Tasotti, Baresi membuat lawan-lawan Milan selalu berpikir keras untuk menemukan cara mengantar bola masuk ke gawang Milan.

Baresi adalah pembaca serangan lawan yang baik. Ia bisa dengan cepat mengambil keputusan untuk melakukan sliding tackle pada lawan yang dianggap membahayakan. Sergapan Baresi juga seolah tanpa belas kasihan. Baresi selalu tampil lugas membuang bola dan menghalau serangan, meski itu berarti ia harus membuat lawan terjungkal.

"Saya rasa kekuatan utama saya tidak pernah terletak pada fisik. Saya memang pemain yang cepat, namun di atas itu, saya adalah pemain yang cepat di sini, di kepala [mengambil keputusan]. Hal itu membantu saya."

Franco Baresi setia bersama AC Milan sejak awal kariernya.Franco Baresi setia bersama AC Milan sejak awal kariernya. (PATRICK HERTZOG / AFP)
"Hal seperti itu adalah natural. Tentu saja seorang pemain bisa meningkatkan hal itu dan tumbuh seiring pengalaman, namun tentu saja itu adalah salah satu bakat alam," ucap Baresi dalam wawancara dengan Four Four Two pada 2009 lalu.

Baresi terlahir dengan garis menjadi pemimpin. Ia tumbuh bersama akademi AC Milan, setelah sempat ditolak Inter Milan di usia 14 tahun. Ketika Milan degradasi tahun 1982, Baresi ditunjuk sebagai kapten.

Di tengah keterpurukan tersebut ada kepercayaan, kepercayaan bahwa kepemimpinan Baresi akan kembali membawa Milan ke era kejayaan.

Dan memang benar itulah yang kemudian terjadi. Baresi adalah pondasi awal kebangkitan Milan, sebelum mereka kedatangan trio Belanda, Marco van Basten, Ruud Gullit, Frank Rijkaard, ataupun bintang-bintang lainnya macam Paolo Maldini, Demetrio Albertini, Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, Daniele Massaro, hingga Dejan Savicevic, dan Zvonimir Boban.

Franco Baresi, Nomor Enam Rossoneri yang Abadi
Milan kemudian menjelma jadi klub terbaik di dunia di era itu dengan catatan tiga trofi Liga Champions, lima trofi Serie A, empat Piala Super Italia, dua piala Super Eropa, dan dua Piala Interkontinental dalam kurun waktu 1988-1994.

Baresi mengaku memang hidupnya adalah untuk Milan. Ia tumbuh sebagai penggemar Milan dan merasa beruntung ketika nasib membawanya menjadi penggawa Milan.

Loyalitas pemain kelahiran Travagliato mendapat ujian berat karena ia pernah digoda untuk pindah dari Milan. Namun Baresi tetap pada pendiriannya.

"Apakah saya pernah berpikir untuk meninggalkan Milan? Tidak! Di awal 80-an klub memiliki masalah keuangan namun saya selalu berharap bisa melewati itu dan kembali ke puncak sepak bola dunia. Kini, saya bisa berkata bahwa saya mengambil langkah tepat!"

Ketika standar penyerang terbaik di dunia ada di kaki Diego Maradona, maka bintang Argentina itu secara otomatis juga bisa menilai standar bek-bek di dunia yang pernah dihadapi olehnya. Dan Baresi, disanjung tinggi olehnya.

"Kaus ini milik bek yang fantastis. Saya rasa Franco Baresi adalah bek yang hebat, ini adalah meomri yang akan saya kenang sepanjang hidup saya," ucap Diego Maradona saat diwawancarai ketika ia baru saja bertukar kostum dengan Baresi.

Franco Baresi ada di era saat AC Milan disebut Dream Team. (REUTERS)

Pemilik Medali Emas, Perak, dan Perunggu Piala Dunia

Bersama tim nasional Italia, Baresi sudah menjadi juara Piala Dunia di usia 22 tahun. Namun pada Piala Dunia 1982, Baresi hanya jadi bagian tim tanpa pernah sekalipun turun bermain.

Setelah menolak panggilan bermain untuk Piala Dunia 1986 karena perbedaan pandangan soal strategi, Baresi adalah bagian penting dari tim nasional Italia pada 1990. Di turnamen tersebut, Baresi berhasil memimpin Italia tidak kebobolan hingga laga semifinal.

Namun perjalanan spektakuler Italia berakhir mengecewakan karena terhenti di babak semifinal usai kalah adu penalti lawan Argentina.

Di Piala Dunia 1994, Baresi mengalami cedera saat turnamen berlangsung namun bisa tampil penuh saat babak final. Baresi bisa menjalani tugas sebagai pemimpin lini belakang untuk menghalau serangan-serangan Brasil.

Dalam drama adu penalti, Baresi gagal melaksanakan tugasnya dengan baik, begitu juga Massaro dan Roberto Baggio. Italia akhirnya harus puas dengan raihan medali perak.

"Dalam momen seperti itu, gawang menjadi kecil dan kiper lawan menjadi besar. Awalnya, saya ingin mengarahkan ke kiri namun di detik terakhir, saya berubah pikiran. Biasanya ketika berubah pikiran, maka akan muncul kesalahan," ucap Baresi mengenang.

Di Stadion Rose Bowl, Baresi menangis di pelukan Arrigo Sachi. Mungkin itu salah satu kesedihan yang terselip di antara kemilau perjalanan kariernya.

Kegagalan Franco Baresi di final Piala Dunia 1994 adalah salah satu kegagalan yang dikenang Baresi.Kegagalan Franco Baresi di final Piala Dunia 1994 adalah salah satu kegagalan yang dikenang Baresi. (Foto: REUTERS)

Nomor Enam yang Abadi

Setelah menghabiskan 20 musim bersama Milan, Baresi memutuskan pensiun di akhir musim 1996/1997. Rossonerri lalu menggelar pertandingan perpisahan pada 28 Oktober 1997.

Hari itu, Milan kehilangan bek tengah terbaik yang pernah mereka punya. Milan juga memutuskan untuk tak lagi mengenakan nomor enam dalam kelanjutan sejarah mereka setelah era Baresi.

"Dia pendek, kurus, namun sangat kuat. Dia bisa melompat tinggi. Cara dia bermain di lapangan adalah contoh bagi setiap orang.

"Dia bukan sosok yang sering berbicara, tidak, tidak demikian. Cara dia bermain, cara dia latihan sudah menjadi contoh," ucap Maldini yang mendapat warisan ban kapten Milan dari Baresi.

Selamat ulang tahun Baresi! (ptr/sry)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER