Jakarta, CNN Indonesia -- Popularitas
Mohamed Salah di
Liverpool disebut mengurangi tingkat islamofobia atau ketakutan dan kebencian terhadap Islam berkurang di antara para fan di kota tersebut.
Nama pemain asal Mesir itu semakin populer setelah mengantarkan The Reds juara Liga Champions untuk kali keenam dengan mengalahkan Tottenham Hotspur 2-0 pada final di Stadion Wanda Metropolitano, Sabtu (1/6). Salah mencetak satu dari dua gol kemenangan skuat besutan Juergen Klopp melalui eksekusi penalti. Sedangkan satu gol lagi dicetak oleh Divock Origi.
Lembaga studi dari Immigration Policy Lab (
IPL) membuat laporan tentang penurunan tingkat islamofobia tersebut berdasarkan survei menggunakan sampling maupun di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IPL mengklaim telah melakukan survei di 936 distrik di Merseyside yang merupakan markas Liverpool. Total 8.060 fan The Reds di kota itu dijadikan sebagai khusus dalam survei eksperimen.
Sedangkan penelitian itu juga mengobservasi secara seksama sekitar 15 juta cuitan Twitter dari Kerajaan Inggris sebagai bagian untuk menguji efek kedatangan dan popularitas Salah di Liverpool dengan tingkat islamofobia di antara para fan klub itu.
Hasilnya cukup mengejutkan karena ujaran kebencian terkait islamofobia di Merseyside mengalami penurunan cukup signifikan dengan kehadiran Salah di klub itu.
 Mohamed Salah sukses mengantarkan Liverpool juara Liga Champions. (REUTERS/Phil Noble) |
"Kami menemukan bahwa distrik di Merseyside mengalami penurunan 18,9 persen dalam sejumlah alat uji statistik terkait kejahatan ujaran kebencian, sementara tidak ditemukan efek yang sama untuk kejahatan lainnya."
"Kami juga menemukan para fan Liverpool FC telah mengurangi unggahan Tweet anti-Muslim hingga setengahnya [turun dari 7,2 persen menjadi 3,4 persen Tweet tentang Muslim] dibandingkan para fan dari tim sepak bola top Inggris lainnya," demikian tulis laporan tersebut.
IPL kemudian melansir bahwa hasil dari survei eksperimen itu kemungkinan karena seiring kian dikenalnya Islam di sana.
"Penemuan kami mengindikasikan anutan yang berasal dari kelompok minoritas justru menampilkan informasi yang lebih manusiawi tentang minoritas tersebut kepada masyarakat yang lebih luas," tulis IPL.
Meski tingkat islamofobia di antara fan Liverpool diklaim IPL mengalami penurunan, belum tentu demikian di antara para pendukung klub Liga Primer Inggris lainnya. Salah bahkan pernah mengalami ejekan terkait islamofobia dari sejumlah pendukung Chelsea.
Suporter Chelsea itu mengunggah video mereka yang meneriakkan Salah sebagai pengebom di media sosial sebelum pertandingan melawan Slavia Praha di ajang Liga Europa di Stadion Sinobo, Praha, Kamis(11/4).
Dalam video berdurasi 19 detik diketahui para fan tersebut berkumpul di sebuah bar yang berada di ibu kota Ceko sambil mencemooh pemain Mesir yang pernah bermain membela Chelsea.
Ketiga fan tersebut kemudian diamankan dan dilarang masuk ke Stadion Sinobo untuk menyaksikan pertandingan tandang Chelsea menghadapi Slavia Praha yang berakhir dengan skor 1-0 untuk wakil Inggris tersebut berkat gol Marcos Alonso.
(bac/sry)