Upaya Jakmania dan Viking Hapus Nyanyian 'Dibunuh Saja'

CNN Indonesia
Rabu, 10 Jul 2019 06:17 WIB
Upaya perdamaian antara The Jakmania dan Bobotoh terus dirajut. Salah satunya dengan menghapus chant atau nyanyian 'dibunuh saja' di tribune suporter.
Pentolan The Jakmania dan Viking sepakat hapus nyanyian 'Dibunuh Saja'. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya perdamaian antara The Jakmania (suporter Persija Jakarta) dan Viking (salah satu kelompok fan Persib Bandung) terus dirajut. Salah satunya dengan menghapus chant atau nyanyian 'dibunuh saja' di tribune suporter.

Penggalan lirik 'dibunuh saja' memang sering dinyanyikan segelintir suporter sepak bola di Indonesia, termasuk Jakmania dan Viking. Chant tersebut biasanya ditujukan kepada suporter rival.

Ketua Pengurus Pusat The Jakmania Ferry Indrasjarief dan pentolan Viking Persib Club Heru Joko mulai rutin mengkampanyekan penghapusan chant tersebut di dalam tribune. Meski banyak yang menyebut nyanyian tersebut berbau rasial namun faktanya penggalan liriknya berisi ujaran kebencian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ferry mengatakan hubungan baik dengan pentolan Viking, Heru Joko maupun Yana Umar, dimulai ketika lebaran 2017. Kala itu, Ferry yang ikut dalam pemakaman anggota Jakmania yang meninggal akibat perseteruan dengan Bobotoh di Indramayu, Jawa Barat.

Fan PersijaNyanyian ujaran kebencian lumrah dikumandangkan segelintir suporter sepak bola Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
"Saat itu saya kepikiran bahwa rivalitas ini sudah tidak sehat lagi. Makanya saya telepon Heru dan mereka mau menerima. Jadi ketika saya datang ke Bandung, mereka terbuka dengan senang hati," kata Ferry.

Dalam pertemuan itu, tidak ada pembicaraan lebih jauh soal cara untuk mendamaikan kedua suporter. Baik Ferry maupun Heru dan Yana sadar betul, upaya perdamaian membutuhkan proses panjang.

Ferry mengatakan telah memulai kampanye anti lagu ujaran kebencian kepada anggotanya. Kemudian diformulasikan kembali bersama Heru dan teman-teman Bobotoh yang sepakat untuk menolak chant Dibunuh Saja menggema di stadion.

"Kami pelan-pelan dalam prosesnya. Masing-masing menggodok peraturan supaya tidak boleh ada nyanyian rasis lagi di stadion. Dari situ pelan-pelan mulai menghilang. Biarkan luka itu mengering, kalau dikorek lagi dengan lagu kebencian nanti tidak sembuh-sembuh. Kalau sudah kering nanti kita rembukan lagi, bagaimana langkah selanjutnya," ujar Ferry.

Duel Persija Jakarta vs Persib Bandung panas karena gengsi suporter.Duel Persija Jakarta vs Persib Bandung panas karena gengsi suporter. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
Formulasi anti nyanyian rasis pun banyak mendapat respons positif. Para suporter mulai melupakan chant tersebut meski belum sepenuhnya hilang.

"Tidak ada yang tahu selain Allah [kapan permusuhan ini berakhir]. Allah yang tahu segalanya, yang penting kami berusaha saja. Jangan ada paksaan atau bentuk perdamaian yang diatur-atur," terangnya.

Sebab itu juga, Ferry mengaku menolak undangan kementerian maupun pihak lain yang berusaha untuk mendamaikan Jakmania dan Bobotoh.

Upaya Jakmania dan Viking Hapus Nyanyian 'Dibunuh Saja'
"Saya mau [perdamaian] ini berjalan pelan-pelan. Kalau terlalu dipaksakan nanti malah jadi bumerang," ucap Ferry.

Sejak 2017, setiap Ferry ke Bandung selalu diterima sengan baik oleh Heru dan Yana. Termasuk ketika proses pengaduan PP Jakmania atas meninggalnya Haringga Sirla usai dikeroyok oknum Bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, 23 September 2018, di mana Heru datang untuk mendampingi Ferry ke Polda Jawa Barat.

Ferry juga sadar kehadirannya ke Bandung mendapat pro-kontra dari Bobotoh maupun Viking. Namun, ia menganggap itu sebagai kewajaran karena perseteruan kelompok suporter ini sudah mengakar lama.

Pentolan The jakmania Ferry Indrasjarief dan dedengkot Viking Heru JokoPentolan The jakmania Ferry Indrasjarief dan dedengkot Viking Heru Joko mengunjungi korban pengeroyokan suporter. (Screenshoot via Instagram/@explorepersib)
Begitu juga kedatangan perwakilan Viking dan Bobotoh ke Jakarta tahun lalu yang diterima dan dijamu dengan baik oleh PP Jakmania.

"Waktu itu Heru datang sama Farhan dan anggota Viking yang lain ke Jakarta. Saya jemput di Stasiun Gambir dan saya ajak ke Kantor Persija saat masih dipimpin Pak Gede. Waktu itu kami jamu, saya mau menunjukkan kedekatan kami dengan manajemen ke Viking," tutur Ferry.

Ferry berharap suatu saat nanti The Jakmania dan Bobotoh maupun Viking bisa berada di satu tribune yang sama menyanyikan lantang dukungan buat tim kebangaan masing-masing tanpa terbesit lagi kata permusuhan di antara keduanya.

Terpisah, pentolan Viking, Heru Joko meyakini kalau sampai saat ini usaha rekonsiliasi perdamaian terus dilakukan. Salah satunya dengan memulai perdamaian dari level atas petinggi-petinggi kedua suporter.

"Awalnya di level atas dulu sudah adem. Kami terus usaha untuk menyudahi ini semua. Banyak cara yang kami lakukan, tapi karena kesibukan jadi memang tidak bisa cepat dan terus-menerus," ujarnya.

Fan Persib Bandung juga memiliki basis suporter yang besar.Fan Persib Bandung juga memiliki basis suporter yang besar. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Heru mengaku kenal dengan dengan Ferry. Keduanya sering bertemu dan berkomunikasi. "Tapi komunikasi kita jalan terus, WA [whatsapp] masih nyambung terus," sebut Heru.

Upaya kampanye menghapus nyanyian kebencian juga sudah dilakukan Heru kepada anggotanya. Ia sering berdialog dengan Viking berbagai distrik untuk menyosialisasikan penghapusan lagu kebencian.

"Tapi upaya ini juga harus didukung banyak pihak. Pemain, klub, keamanan, panpel pertandingan dan harus ada regulasi hukuman dan reward yang jelas buat suporter."

"Butuh proses [untuk berdamai]. Kalau semua bersatu, bekerja keras dengan niat yang sama, mau damai, mungkin usaha ini bisa cepat berhasil," ujar Heru. (jun/ttf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER