Jakarta, CNN Indonesia -- Butuh 24 tahun untuk mengalahkan rekor atlet atletik asal Amerika Serikat, Frederick Carlton Lewis, di
Olimpiade. Tepat hari ini tujuh tahun lalu, 9 Agustus 2012,
Usain Bolt berhasil memecahkan rekor Carl Lewis di ajang Olimpiade.
Lewis meraih empat medali emas dalam Olimpiade 1984 di Los Angeles. Empat medali emas tersebut berasal dari nomor 100 meter, 200 meter, reli 4x100 meter, dan lompat jauh.
Dari empat emas itu, dua nomor berhasil ia pertahankan di Olimpiade Seoul pada 1988 yakni 100 meter dan lompat jauh. Keberhasilan Lewis dalam mempertahankan medali ini pun bertahan selama 24 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kurun waktu tersebut, tidak ada satupun atlet atletik yang bisa mempertahankan medali emas di nomor yang sama. Hingga akhirnya muncul Usain Bolt dari Jamaika.
Bolt berhasil mempertahankan medali emas nomor 100 meter dan 200 meter di Olimpiade 2008 di Beijing, dalam Olimpiade 2012 di London. Hal ini membuat dia menjadi atlet pertama yang sukses mempertahankan medali di nomor sprint sejak era Lewis.
 Usain Bolt saat meraih medali emas Olimpiade 2008. (Lucy Nicholson) |
Bolt menjadi atlet andalan yang diproyeksikan untuk memenangkan balap lari di nomor 100 meter dan 200 meter dalam Olimpiade 2008.
Pelari Amerika Serikat, Michael Johnson, menyebut Bolt sempat tidak percaya diri karena pengalaman yang minim waktu itu. Tahun tersebut adalah kali pertama Bolt ikut serta dalam Olimpiade.
Bolt lolos ke putaran final 100 meter setelah mencatat 9,92 detik dan 9,85 detik di babak perempat final dan semifinal. Di babak final, Bolt memecahkan rekor dunia dengan mencatat 9,69 detik mengalahkan atlet asal Trinidad dan Tobago, Richard Thompson, yang terpaut 0,2 detik.
Bolt mengalahkan catatan waktu dia sendiri yang dipecahkan dalam Grand Prix di Stadion Icahn, New York, pada 31 Mei 2008. Saat itu ia mencatat 9,72 detik.
"Saya tidak khawatir dengan rekor dunia. Saya tidak tahu saya memecahkan rekor dunia sampai saya menyelesaikan balapan. Tujuan utama saya adalah menjadi juara Olimpiade," kata Bolt kala itu dikutip dari Independent.
Ada cerita menarik tentang Bolt di Olimpiade 2008. Dia sempat sedikit melambatkan kecepatan sebelum melewati garis finis di final nomor 100 meter. Ikatan tali sepatunya pun sempat terlepas saat ia berlari.
"Saya melambat jauh sebelum garis finis dan sama sekali tidak kelelahan. Saya bisa saja kembali lagi ke garis start, dan mengulanginya kembali," ucap Bolt.
Bolt kemudian bertekad untuk meraih medali emas di nomor 200 meter ajang tersebut. Salah satu ambisinya adalah menyaingi rekor Lewis yang memenangkan medali di nomor 100 meter dan 200 meter dalam Olimpiade 1984.
Johnson pun kembali memprediksi Bolt bakal dengan mudah memenangkan medali emas di nomor tersebut. Kendati begitu, Johnson yakin Bolt tidak akan mengalahkan rekor 19,32 detik yang ia catat dalam Olimpiade 1996 di Atlanta.
Namun kepercayaan diri Johnson kemudian dihancurkan Bolt dengan catatan waktu 19,30 detik. Bolt pun meraih medali emas kedua dalam Olimpiade 2008, sehari sebelum ulang tahun ke-22 yang jatuh pada 21 Agustus.
Empat tahun kemudian, Bolt kembali berpartisipasi dalam Olimpiade 2012 dengan ambisi mempertahankan dua gelarnya di nomor 100 meter dan 200 meter. Ambisi dia terwujud usai meraih medali emas nomor 100 meter dengan catatan waktu yang lebih cepat dalam Olimpiade 2008 di Beijing. Ia mencetak rekor Olimpiade yang baru dengan 9,63 detik.
 Bolt saat meraih medali emas di nomor 200 meter Olimpiade 2008 Beijing. (Foto: David Gray) |
Kesuksesan Bolt berlanjut di nomor 200 meter. Ia berhasil menjadi yang terbaik dengan catatan waktu 19,32 detik.
Bolt pun berhasil mematahkan rekor Lewis yang sempat bertahan selama 24 tahun. Pencapaian tersebut terjadi pada 9 Agustus 2012.
"Sekarang saya adalah legenda," klaim Bolt.
Komentar ini ditanggapi dingin Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Jacques Rogge.
Rogge enggan buru-buru menyebut Bolt sebagai seorang legenda sampai ia pensiun sebagai atlet. Mendengar hal tersebut, Bolt menanggapi pernyataan Rogge tersebut dengan sedikit sombong.
"Nanti kalau Anda bertemu dia [Rogge], saya pikir Anda perlu bertanya, 'Apa pencapaian yang mesti Usain lakukan yang belum pernah ada manusia meraihnya?'" ujar Bolt menanggapi komentar Rogge.
Bolt tampaknya benar-benar ingin membuktikan perkataan dia kepada Rogge. Kesombongan dia sama sekali tidak berpengaruh untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dirasakan Carl Lewis.
Pada Olimpiade 2016 di Brasil, Bolt kembali meraih medali emas di nomor 100 meter dan 200 meter. Dengan demikian, kini bisa dikatakan Bolt merupakan atlet atletik terbaik sepanjang masa dengan meraih emas tiga edisi beruntun.
(map/bac)