Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat
MotoGP, Carlo Pernat menilai Yamaha tak punya opsi lain selain meningkatkan kekuatan motor bila ingin pebalap mereka bisa bersaing melawan Marc Marquez dan Andrea Dovizioso di seri tersisa.
Valentino Rossi finis di posisi keempat pada MotoGP Austria sedangkan
Maverick Vinales ada di belakang Rossi. Namun melihat jalannya balapan, Rossi dan Vinales, juga Fabio Quartararo yang finis di posisi ketiga, hanya mampu merapat pada awal balapan.
Begitu MotoGP Austria memasuki pertengahan balapan, Dovizioso dan Marquez terus menjauh hingga akhirnya tidak bisa dikejar oleh pebalap-pebalap Yamaha yang ada di belakang mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bola ada di tangan Yamaha saat ini karena mereka terlihat buruk bila dibandingkan dengan Ducati dan Honda. Motor mereka lebih lambat 10 km/jam di trek lurus [bila dibandingkan Ducati dan Honda]."
 Pebalap-pebalap Yamaha tidak bisa mengimbangi Marquez dan Dovizioso. (AP Photo/Kerstin Joensson) |
"Jika Yamaha tidak bisa menghadirkan motor yang lebih kompetitif pada Rossi, Vinales, Quartararo, dan juga Morbidelli, maka situasi akan tetap sama seperti saat ini," ujar Pernat seperti dikutip dari
GPOne.
Pernat lalu memberikan pujian pada Dovizioso yang sukses mengalahkan Marquez lewat aksi agresif di tikungan terakhir.
"Ketika seorang pebalap mengombinasikan bakat, sikap tak kenal perasaan, dan kegilaan dalam dosis yang cukup, maka ia akan jadi fenomenal."
"Tiga hal tersebut adalah tiga hal yang dibutuhkan dan Dovizioso membuktikan bahwa ia bisa fenomenal di Red Bull Ring," kata Pernat.
(ptr/nva)