Jakarta, CNN Indonesia --
Kevin Sanjaya Sukamuljo/
Marcus Fernaldi Gideon tidak bermain buruk di babak kedua
Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019. Namun mereka memang harus menghadapi laga perdana yang serupa laga final di pertandingan tersebut.
Kevin/Marcus mendapat bye di babak pertama dan langsung menghadapi Choi Sol-gyu/Seo Seung Jae di babak kedua. Dari segi peringkat, Kevin/Marcus unggul jauh. Kevin/Marcus adalah peringkat pertama sedangkan Choi/Seo ada di luar 20 besar.
Di atas kertas, nama Choi/Seo tidak masuk dalam hitungan sebagai kandidat serius peraih gelar juara dunia. Namun segala pembicaraan di atas kertas tidak akan pernah benar-benar berarti di atas lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa pemenang akan selalu diukur dalam perbandingan kekuatan nyata di lapangan. Itu yang kemudian terjadi pada laga Kevin/Marcus lawan Choi/Seo.
 Kevin/Marcus mendapatkan lawan tangguh di babak kedua Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019. (Dok. Humas PBSI) |
Duel Kevin/Marcus lawan Choi/Seo tidak menjadi duel yang berat sebelah. Choi/Seo bisa menampilkan kualitas permainan level elite.
Melihat pertandingan Minions lawan ganda Korea Selatan tersebut, semua paham bahwa duel tersebut adalah duel yang bisa berujung pada dua arah. Ada kesempatan terbuka untuk Kevin/Marcus menang, namun hal yang sama juga berlaku untuk Choi/Seo.
Kevin/Marcus meraih match point, pun demikian Choi/Seo. Namun di saat akhir, Choi/Seo yang lebih piawai memanfaatkan peluang. Choi/Seo menang dan impian Kevin/Marcus untuk jadi juara dunia kembali melayang.
Bukan soal pemanfaatan peluang match point saja, secara keseluruhan, mayoritas poin yang didapat oleh kedua ganda di laga ini harus melalui reli yang sengit.
Meski skor di dua gim awal terbilang tak ketat, dari segi permainan tiap poin yang didapat harus melalui reli-reli sengit yang dihiasi banyak pukulan ajaib.
Choi/Seo sukses mengimbangi kecepatan Kevin/Marcus di sepanjang laga. Tak hanya itu, dalam hal adu drive, Choi/Seo juga bisa balik menekan Minions.
Choi/Seo sepertinya sudah habis-habisan mempelajari gaya main Minions. Sejumlah pukulan silang kejutan dan penempatan shuttlecock yang dilakukan Kevin dan Marcus sering terbaca oleh Choi/Seo.
 Kevin/Marcus masih harus menunda ambisi mereka untuk jadi juara dunia. (Dok. Humas PBSI) |
Dari sisi mental, ganda Korea Selatan ini juga diuntungkan oleh status non unggulan. Mereka bisa bebas mengeksplorasi cara menyerang. Sebaliknya, Kevin/Marcus bermain dengan beban sebagai kandidat terkuat untuk jadi juara dunia.
Cheo/Seo makin melengkapi status non unggulan tersebut dengan penampilan
'mind games' yang cukup memainkan emosi Kevin/Marcus di laga tadi. Mereka bisa mengetahui saat yang tepat untuk memperlambat tempo dan merusak konsentrasi Kevin/Marcus.
Tak hanya itu, bagi Kevin/Marcus laga ini adalah laga perdana dan mereka masih butuh adaptasi suasana lapangan, beda halnya dengan Choi/Seo yang sudah punya pengalaman bertanding di laga sebelumnya.
Kevin/Marcus memang tidak bermain di level terbaik, terutama saat mereka ada di atas angin dalam kedudukan 19-17 di gim penentuan dan ketika lebih dulu meraih match point.
Namun performa Minions juga tak layak untuk dicap sebagai penampilan buruk. Kevin/Marcus tumbang lantaran Choi/Seo sukses menghadirkan level permainan yang serupa dengan Kevin/Marcus di laga tersebut.
Choi/Seo mampu menyajikan laga babak kedua serasa final untuk Kevin/Marcus. Dan untuk laga ini, Kevin/Marcus harus keluar dengan mengakui keunggulan lawan.
(sry)