Jakarta, CNN Indonesia --
Inter Milan benar-benar berminat dengan pemain buangan
Manchester United. Setelah merekrut penyerang Romelu Lukaku, Inter kini diklaim akan meresmikan
Alexis Sanchez.
Nerazzurri tahu cara memaksimalkan bursa transfer musim 2019/2020. Dana sebesar 155 juta euro digelontorkan Inter untuk mendatangkan 10 pemain di musim ini, dua di antaranya berstatus pinjaman dan satu lainnya bebas transfer, Diego Godin.
Pemain dari setiap posisi direkrut Inter di awal musim. Tetapi tampaknya itu belum cukup bagi pelatih Inter, Antonio Conte.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Conte masih ingin tim yang ditanganinya lebih solid. Karena itu juga Inter tetap aktif di pasar transfer pemain Eropa, dan Alexis Sanchez menjadi isu utama bagi Inter saat ini. Apalagi Sanchez bukan lagi pemain yang dibutuhkan MU.
Di sepanjang musim lalu, Sanchez bersama Lukaku kerap jadi kambing hitam dalam kegagalan Setan Merah meraih poin maksimal di setiap pertandingan. Sejak direkrut dari Arsenal pada Januari 2018, Sanchez tidak pernah bermain optimal di Manchester.
Statistik Sanchez di MU hanya mencetak 5 gol dalam 45 pertandingan. Berbeda jauh dengan saat di Arsenal, 80 gol dalam 166 laga. Meski apes selama 1,5 musim di Old Trafford, Sanchez masih bisa mencetak 2 gol dan memberikan satu assist untuk timnas Chile di Copa America 2019.
Sejumlah media Eropa, di antaranya
Daily Mail, mengklaim Inter Milan akan mendatangkan Sanchez dengan status pinjaman selama semusim, namun tanpa opsi pembelian permanen di musim berikutnya.
Sebelum diperkenalkan, Sanchez lebih dahulu akan menjalani tes medis pada Rabu (28/8) waktu setempat. Inter juga hanya akan menggaji Sanchez tidak lebih dari 166 ribu euro per pekan, berbeda jauh dengan gaji 442 ribu euro per pekan saat di MU.
 Alexis Sanchez dan Romelu Lukaku bisa bereuni di Inter Milan. (REUTERS/Andrew Yates) |
Salah satu alasan yang bisa dimengerti mengapa Inter mengejar Sanchez adalah karena kehilangan Ivan Perisic yang dipinjamkan ke Bayern Munchen dengan pilihan bisa dipermanenkan.
Sanchez dan Perisic sama-sama bisa bermain di sektor sayap kiri. Secara kebetulan, tidak ada pemain yang piawai bermain di posisi tersebut dalam pembelian Inter di musim ini.
Matteo Politano yang direkrut dari Sassuolo seharga 20 juta euro bisa bermain di sayap kiri, tetapi posisi ideal Politano bermain di sayap kanan.
Bisa jadi, karena tidak adanya pemain bagus dan ideal di sayap kiri itu juga Conte memainkan skema 3-5-2 di laga pertama Liga Italia saat Inter mengalahkan Lecce di Giuseppe Meazza, Senin (26/8) waktu setempat.
[Gambas:Video CNN]Sebelumnya, Conte tampak cocok dengan formasi 3-4-2-1 di Chelsea dan sukses membawa klub berjuluk The Blues itu juara di musim 2016/2017.
Lewat skema 3-4-2-1, Conte memainkan dua pemain di belakang penyerang utamanya. Dua pemain itu nantinya bisa menyokong striker serangan dari sektor tengah dan juga sayap.
Jika Sanchez tiba di Giuseppe Meazza, ia bisa jadi salah satu dari dua dua pemain di belakang striker itu, dan tentu saja bakal menempati posisi sektor kiri, meskipun pemain asal Chile itu juga bisa bermain di sisi kanan.
Tanpa pemain yang 'ahli' di sektor sayap kiri dalam serangan, Inter tidak terlalu agresif menyerang dari sisi tersebut saat melawan Lecce. Kwadwo Asamoah yang bermain di kiri merupakan seorang wing-back, bukan penyerang atau gelandang sayap.
 Antonio Conte masih butuh pemain untuk menyolidkan Inter. (Miguel MEDINA / AFP) |
Untuk memiliki serangan yang hebat dari sayap kiri, Inter perlu mendatangkan Sanchez. Kehadiran Sanchez juga bisa menambah variasi serangan tim hitam-biru.
Alexis Sanchez termasuk finisher sejati, pemain dengan penyelesaian akhir yang cukup bagus. Kecepatan yang dimilikinya menunjang penyerang pemain 30 tahun itu membobol gawang lawan.
Mantan pemain Barcelona itu juga hebat saat menjadi eksekutor tendangan bebas. Semasa bersama The Gunners, Sanchez menjadi sangat berbahaya saat berada di kotak penalti lawan.
Sanchez memiliki gaya bermain menyisir dari sisi kiri, lalu menekuk bola ke dalam sebelum melepaskan tendangan ke gawang lawan. Ia juga memanfaatkan bola-bola daerah atau umpan terobosan.
Guna memaksimalkan peran Sanchez nantinya, Conte perlu menyiapkan gelandang dengan akurasi umpan yang tinggi. Tujuannya untuk memanjakan Sanchez dengan bola-bola daerah tadi.
Kolaborasi Sanchez dengan kambing hitam MU lainnya, Lukaku, bisa bagus untuk Inter. Dengan catatan, perlu ada kekompakkan di antara kedua pemain tersebut.
Salah satu contohnya, saat gelandang Inter memegang bola, Lukaku perlu menarik bek lawan ke sisi lain guna memberikan ruang bergerak di sisi kiri kepada Sanchez.
Atau, ketika Lukaku mendapat bola di dekat atau di kotak penalti lawan, Sanchez yang gantian bergerak mencari ruang kosong.
Yang pasti, duet Sanchez dengan Lukaku bisa sangat bagus untuk rival sekota AC Milan ini. Selain Sanchez bisa jadi pengumpan dari sisi sayap untuk Lukaku, penyerang asal Belgia itu juga bisa jadi tembok pemantul bola untuk Sanchez.
Dengan kerja sama yang apik itu, dua kambing hitam di MU tersebut bisa jadi bintang utama bagi Inter di musim ini.
(ptr)