Jakarta, CNN Indonesia --
Mike Tyson merasa menyesal karena tidak sering menggunakan
ganja sebagai terapi baginya saat masih menjadi petinju.
Legenda
tinju dunia tersebut baru menyadari pentingnya ganja untuk menekan perilakunya yang agresif. Kebrutalan Tyson memang bukan hanya di dalam ring tinju. Pria kelahiran New York itu beberapa kali berurusan dengan polisi karena kasus kekerasan yang dia lakukan ketika masih aktif sebagai petinju.
"Mungkin saya tidak akan berurusan dengan sejumlah tuntutan hukum. Saya tidak akan dikurung sebanyak ulah yang saya lakukan."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seandainya saya mengisap ganja ketimbang pil-pil itu yang membuat saya seperti zombi, saya tidak akan terlibat perkelahian yang malah merugikan saya hingga jutaan dolar [AS]. Ya, yang saya maksud adalah perkelahian jalanan yang malah menguras uang. Saya bahkan tidak tahu orang-orang itu," kata Tyson dalam wawancara eksklusif dengan
Weedmaps.
Tyson merasa sangat keliru menggunakan obat-obatan penenang ketimbang ganja kala itu. Ia mengaku menggunakan obat yang mengandung opium.
 Mike Tyson mengaku bahagia sejak rutin menggunakan ganja. (Joe Scarnici/Getty Images for iHeartMedia/AFP) |
"Saya dahulu pengguna opium dalam sebagian besar hidup saya. Saya seorang bipolar, tripolar, manic depresive [kala itu]. Saya adalah semua (keburukan) itu sehingga mengonsumsi pil-pil tersebut dan bertambah buruk."
"Saya menjadi kegemukan, menjadi zombi. Kemudian [setelah pensiun] saya mengubah seluruh kehidupan, saya mulai merokok [ganja] dan tak lagi menggunakan opium. Berat badan saya turun 45 pounds [20 kilogram]. Kehidupan saya berubah sehingga saya di sini bicara kepada Anda [tentang manfaat ganja]," ujar Tyson.
Meski saat masih jadi petinju, bukan berarti Tyson sama sekali tidak menggunakan ganja. Dia pernah mencuri kesempatan mengisap ganja sebelum bertarung, tepatnya ketika melawan Andrew Golota pada 2000. Alhasil, dia disanksi dan didenda karena saat itu ganja masih sangat dilarang.
[Gambas:Video CNN]"Saya pernah menggunakannya [ganja] hanya dalam sekali pertarungan sebagai petinju. Pertandingan yang luar biasa, merasa senang dan semua berjalan bagus."
"Saat itu saya hanya ingin menghilangkan grogi pada malam sebelumnya dan saya merokok [ganja]. Benar, saya kemudian harus membayar denda US$250 ribu," ucap Tyson.
Kemenangan Tyson saat itu pun kemudian dianulir dan dianggap tak terjadi pertarungan karena gagal melalui tes doping.
Mantan petinju berjulukan 'Si Leher Beton' itu bukan hanya menyampaikan manfaat ganja bagi petinju atau petarung bela diri saja, tapi untuk semua atlet.
"Saya pikir semua atlet harus menggunakan ganja jika mereka memilih menggunakannya. Saya tidak akan memaksakan ini kepada semua."
"Saya hanya mengatakan khusus untuk orang-orang seperti saya yang mengalami penderitaan sepanjang karier, [pertimbangkan] ganja," kata Tyson.
Tyson sangat menyarankan penggunaan ganja kepada para atlet apalagi setelah zat cannabidiol dalam ganja tak lagi masuk dalam kategori doping.
(bac/jun)