Jakarta, CNN Indonesia -- Klub
Liga 1 2019 asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kalteng Putra untuk sementara mengungsi ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan akibat
kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang semakin pekat.
Manajer Kalteng Putra, Sigit Wido kepada
CNNIndonesia.com mengatakan indeks pencemaran udara di Palangkaraya dua hari terakhir sudah berada di level sangat berbahaya. Hal itu disebut sangat berpengaruh pada kondisi fisik pemain yang banyak menghabiskan waktunya di Palangkaraya.
"Siang ini kami evakuasi semua pemain ke Banjarmasin. Kami sudah meliburkan latihan kemarin karena kondisi asap yang makin parah dan berbahaya. Kami cari udara segar dulu di Banjarmasin sebelum
away ke Lampung," kata Sigit melalui sambungan telepon, Senin (16/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pemain yang berasal dari Palangkaraya disebut Sigit kemungkinan sudah terbiasa dengan kabut asap tebal yang hampir setiap tahun datang. Namun untuk pemain asing atau pemain yang baru bergabung di Kalteng Putra, kabut asap pasti menjadi masalah tersendiri.
 Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah diselimuti kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan. (Foto: ANTARA FOTO/Rosa Panggabean) |
"Kasihan juga pemain asing yang baru bergabung masih pemulihan tapi udaranya tidak bagus. Untung saja kami akan tandang, jadi semoga setelah kami pulang
away kondisinya sudah semakin baik," ujarnya.
Kalteng Putra akan bertandang ke markas Badak Lampung FC pada Kamis (19/9). Rombongan tim rencananya bertolak ke Lampung besok.
[Gambas:Video CNN]Sampai saat ini, Kalteng Putra masih belum memastikan untuk pindah markas dari Stadion Tuah Pahoe secara permanen lantaran kabut asap Karhutla. Namun, Laskar Isen Mulang sudah memikirkan rencana jika ke depannya kabut asap semakin parah.
Meski begitu, Sigit dan pemain Kalteng Putra masih berharap segala usaha yang dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk menanggulangi kabut asap dari Karhutla dapat berjalan dengan baik.
"Kalau pun pindah, kami cari yang paling dekat ya ke Banjarmasin. Karena walaupun juga berkabut, tapi tidak separah di Palangkaraya. Kalau Banjarmasin parah juga, baru opsi terakhir kami pindah ke Jawa."
"Rencana sudah ada, tapi belum kami pastikan. Kami belum berani ambil keputusan, tapi lihat 2-3 hari ke depan perkembangannya seperti apa. Kami yakin dan berharap dalam beberapa hari ini kondisinya akan semakin baik," harapnya.
(ttf/har/bac)