Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Anggota Komite Eksekutif (
Exco), Tony Apriliani, berharap ketua umum dan pengurus yang baru tidak menjadikan
PSSI sebagai tempat untuk mencari uang dan batu loncatan untuk jabatan yang lebih tinggi.
Tony mengakui Federasi Sepak Bola Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan politik. Meski demikian Tony tidak menjadikan hal itu sebagai persoalan asalkan visi-misi dan tekad yang dibawa baik memajukan PSSI.
Jelang Kongres Pemilihan PSSI pada 2 November mendatang, selain diisi wajah-wajah lama, bakal calon ketua umum, wakil ketua umum maupun anggota exco juga banyak yang berasal dari politikus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang sulit untuk kita pisahkan sepak bola dan politik. Tapi, dari manapun berasal, harus punya visi-misi, tekad baik untuk PSSI, dan tidak hanya menjadikan PSSI sebagai terminal atau batu loncatan, itu jangan. Jangan juga menjadikan PSSI ini sebagai mata pencaharian," kata Tony kepada
CNNIndonesia.com, Senin (7/10).
PSSI, lanjut Tony, membutuhkan sosok yang punya waktu banyak untuk berpikir sehingga pekerjaannya tidak bisa dijadikan sampingan. Tony juga menyebut maju dalam bursa calon Exco PSSI tidak bisa buat ajang coba-coba.
 Tony Apriliani berharap pengurus yang terpilih nanti tidak menjadikan PSSI tempat mencari uang. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama) |
"Jadi kalau sudah jadi politisi, sibuk lalu ada job yang jelas menyita waktu, buat apa lagi maju [jadi Exco PSSI]? Mengurus PSSI ini kan perlu konsentrasi. Siapapun berhak, tapi kalau sudah diamanahkan PSSI, tugas mereka mengelola, menuntaskan dan memajukan prestasi bola. Kalau tidak bisa, jangan," ucap Tony.
[Gambas:Video CNN]"Kalau mereka politisi dan terpilih jadi Exco PSSI, mereka harus melepaskan [jabatan politik], tidak boleh nyambi karena bagi waktunya sulit. PSSI ini PR-nya banyak. Menurut hemat saya, harus benar-benar orang yang mau profesional di PSSI, tidak bisa menyambi," ujar Tony menambahkan.
Tak hanya itu, Tony yang pernah jadi anggota Exco PSSI di era kepemimpinan Djohar Arifin Husin dan La Nyalla Mattalitti itu menyoroti beberapa wajah-wajah lama yang pernah mengisi posisi di PSSI. Ia berharap PSSI ke depannya diisi anak-anak muda yang mengerti tentang sepak bola dan pengelolaannya.
"Yang lama-lama seperti ADT [Andi Darussalam Tabussala] tidak usah lagi ya. Papat [Yunisal] juga kan sudah beberapa kali dipanggil [Satgas Anti] Mafia Bola, tidak usah. Kalau mau maju bisa mengukur diri sendirilah," Tony menjelaskan.
Daftar 11 bakal calon Ketum PSSI 2019-2023:Arif Putra Wicaksono- CEO Nine Sport
- Pernah maju menjadi bakal calon Ketum PSSI 2016-2020
Aven S. Hinelo- Manajer Merdeka FC 2008
- Mantan Sekretaris Persigo Gorontalo 2011
Benhard Limbong- Anggota Exco 2007-2011
- Tim Satgas Anti Suap PSSI 2012
Fary Djemy Francis- Anggota Komisi V DPR RI Tahun: 2009 - 2014
- Ketua Departement Sport Intelegent PSSI periode 2016-2020
La Nyalla Mattalitti- Ketua Kadin Jatim (2011-2014)
- Ketua PSSI (2015-2016)
- Ketua DPD RI (2019-2024)
Mochamad Iriawan- Pengurus Persib Bandung Junior 2003
- Penasehat Persib Bandung 2009-2013
- Pembina Bhayangkara FC 2016-2019
Rahim Soekasah- Manajer Timnas U-23 2006
- Ketua Badan Tim Nasional 2008-2010
- CEO Brisben Roar 2014-2019
- Mantan Manajer Pelita Jaya 2007-2010
Sarman El-Hakim- Pernah maju menjadi bakal calon Ketum PSSI 2016-2020
- Pernah maju menjadi bakal calon Ketum PSSI 2016-2020
Vijaya Fitriyasa- Pemilik Jakarta United Football Club 2018
- Pemegang 70 persen saham Persis Solo 2019
Yesayas Oktavianus- Tim perumus Dewan Sepak Bola Nasional 2010
- Komite Normalisasi PSSI 2011
Benny Erwin- Mantan Dirut Persija Jakarta
(ttf/jun)