Kisah Juara Dunia Tinju Kubur Mimpi Jadi Seperti Rossi

CNN Indonesia
Rabu, 23 Okt 2019 15:17 WIB
Juara dunia kelas welter ringan IBF, Josh Taylor mengakui bahwa mimpi utama dirinya saat kecil adalah jadi juara dunia MotoGP seperti Valentino Rossi.
Josh Taylor sempat bermimpi jadi juara dunia MotoGP. (Steve Marcus/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juara dunia tinju kelas welter ringan IBF, Josh Taylor mengakui bahwa mimpi utama dirinya saat kecil adalah jadi juara dunia MotoGP seperti Valentino Rossi.

Taylor merebut gelar juara dunia kelas welter ringan IBF setelah menang angka mutlak atas Ivan Baranchyk pada Mei lalu. Taylor baru terjun ke tinju profesional pada 2015 saat usianya sudah 24 tahun. Namun Taylor sejauh ini sukses memenangkan 15 laga dengan catatan 12 kemenangan KO.

"Saya hanya melakukan tinju untuk tetap sehat. Tinju tidak pernah menjadi gairah saya, tidak pernah saat saya masih kecil."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bermimpi untuk jadi juara dunia Superbike atau juara dunia MotoGP. Valentino Rossi dan Steve Hislop (pebalap Skotlandia) adalah dua sosok pahlawan bagi saya," kata Taylor seperti dikutip dari Daily Star.

Taylor yakin dia punya kemampuan yang cukup baik untuk bisa bersaing di level tinggi dalam dunia balap motor.

"Hal itu selalu jadi nomor satu dalam hidup saya. Saya selalu bermimpi untuk melakukan hal tersebut. Saya bahkan tidak bermimpi untuk jadi juara dunia tinju," ucap pria kelahiran 1991.
Josh Taylor sempat bermimpi jadi juara dunia MotoGP seperti Valentino Rossi.Josh Taylor sempat bermimpi jadi juara dunia MotoGP seperti Valentino Rossi.  (AP Photo/Christopher Jue)
Taylor lalu mengungkapkan momen saat ia harus berpisah dengan cita-citanya sebagai pebalap motor. Ia mengaku ketersediaan dana jadi masalah terbesar yang membuat ia harus mengubur mimpi besar tersebut.

"Saya memulai balapan dan kemudian mengalami kecelakaan besar karena suspensi motor saya masih terbilang standar. Ayah saya lalu memberikan suspensi yang lebih baik dan saya bisa finis di posisi tiga besar, mampu menyaingi pebalap yang punya 2-3 motor dan telah memiliki sponsor dan banyak uang untuk dihabiskan demi merintis karier."

[Gambas:Video CNN]
"Saya menjalani dua musim namun kemudian orang tua saya tidak bisa membayar uang yang dibutuhkan untuk motor, bensin, perjalanan lomba. Saya kemudian harus merelakan hal itu, saya menjual motor saya," tutur Taylor.

Setelah melupakan mimpi jadi pebalap motor, Taylor kemudian menemukan cinta baru pada dunia tinju saat bertemu petinju Alex Arthur yang berlatih di Stadion Meadowbank, tempat ibu Taylor bekerja.

"Saya melihat ia berlatih dan kemudian dia meminta saya untuk ikut berlatih. Saya memukul sandsack dan dia bertanya 'apakah saya sudah pernah bertinju sebelumnya?' Ketika saya bilang 'tidak', ia tidak mempercayainya."

"Segala hal yang saya lakukan, saya mampu melakukannya dengan baik meski saya tidak pernah menduga bahwa saya menjadikan tinju sebagai jalan hidup saya," tutur petinju kelahiran Edinburgh ini. (ptr/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER