Jakarta, CNN Indonesia -- Usianya baru 18, sukses membuat N'Golo Kante tersungkur, dan kembali mencetak gol penting untuk
Arsenal.
Gabriel Martinelli menunjukkan diri sebagai wonderkid yang bisa menjadi pemain penting The Gunners di masa depan.
Laga Chelsea vs Arsenal memasuki menit ke-63. Martinelli berhasil menguasai bola di depan kotak penalti Arsenal usai situasi sepak pojok. Penyerang asal Brasil itu kemudian menggiring bola melewati Emerson Palmieri.
Mengandalkan kecepatan yang luar biasa, Martinelli kemudian mengecoh Kante hingga salah satu gelandang bertahan terbaik dunia itu jatuh tersungkur. Martinelli akhirnya membobol gawang Kepa Arrizabalaga dengan tenang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu adalah gol ketiga Martinelli untuk Arsenal di Liga Inggris musim ini. Total, penyerang yang dibeli dari Ituano itu sudah mencetak sepuluh gol dari 21 pertandingan di semua kompetisi.
 Gabriel Martinelli mengecoh N'Golo Kante hingga terjatuh. (AP Photo/Matt Dunham) |
Torehan sepuluh gol di semua kompetisi membuat Martinelli menjadi remaja (di bawah 20 tahun) yang berhasil mencetak dua digit gol dalam satu musim untuk Arsenal sejak Nicolas Anelka pada musim 1998/1999.
Pembelian Martinelli terbilang perjudian oleh Arsenal. Pasalnya dua klub besar Eropa, Manchester United dan Barcelona, memutuskan untuk tidak merekrut Martinelli meski sudah melakukan tes.
Arsenal kemudian mengeluarkan 6 juta poundsterling atau setara Rp106,8 miliar untuk membeli Martinelli dari Ituano pada Juli 2019. Keputusan itu tidak sia-sia. Pasalnya, Martinelli menjelma menjadi salah satu pemain penting Arsenal musim ini.
Meski baru 18 tahun, Martinelli mampu menahan beban menjadi andalan Arsenal di saat Pierre Emerick Aubameyang absen karena kartu merah. Tidak tanggung-tanggung, legenda Arsenal Martin Keown bahkan menganggap nasib The Gunners saat ini ada di tangan Martinelli.
[Gambas:Video CNN]"Pemain muda itu, dia membuat [nasib] klub ada di tangannya. Dia bisa melakukan hal yang dia inginkan. Dia pemain termuda di lapangan dan menunjukkan kepada pemain berpengalaman bagaimana seharusnya pertandingan ini dijalani. Martinelli luar biasa," ucap Keown dikutip dari Daily Mail.
Kecepatan lari saat menggiring bola, pergerakan tanpa bola, dan insting di depan gawang merupakan senjata permainan Martinelli.
"MU membuat Martinelli menjalani tes dan tidak merekrutnya. Itu menimbulkan banyak pertanyaan," ujar Keown.
(har/jal)